
jbkderry.id – Kok judulnya bisa gitu, clickbait yah?
Tunggu dulu, penjelasan sederhananya begini, secara umum daya beli orang Indonesia terhadap mobil baru yah masih di bawah Rp 300 juta. Okelah, kalau mau dikatrol agak lebih tinggi di bawah Rp 350 juta.
Wuling Air EV: Kejutan yang Menggiurkan
Alhasil, ketika Wuling berhasil mengagetkan pengunjung GIAS 2022 (11 – 21 Agustus) dengan merilis Air EV seharga Rp 238 – 311 Juta, wow, ini tentu jadi babak baru buat perkembangan mobil listrik di Indonesia.
Ya, rentang harga itu masuk ke dalam jala kemampuan daya beli masyarakat umum terhadap mobil baru. Tidak heran jika kemudian jika angka SPK Wuling AIr EV di ajang GIIAS 2022 kabarnya mencapai 550 unit atau hampir 50% dari jumlah SPK 1.200 unit pabrikan asal Tiongkok tersebut selama ajang pameran otomotif tahunan itu.
Daya jelajah Wuling Air EV pun lumayan jauh. Untuk versi standar, ketika baterai terisi penuh dapat menjelajah hingga 200 km. Sementara untuk versi Long Range kabarnya dapat mencapai 300 km.
Kabar lainnya, Wuling Air EV menjadi mobil listrik lainnya (selain Hyundai IONIQ 5) yang diproduksi di Indonesia.
Fakta lainnya, biaya servis Wuling Air EV hingga 100.000 km kabarnya enggak sampai Rp 4 juta. Artinya di sini sudah ada 3 penghematan, yaitu harga belinya sama dengan mobil bermesin pembakaran dalam, hemat biaya daya konsumsi energi (jika dibandingkan dengan mobil sekelas bermesin pembakaran dalam), dan juga hemat biaya perawatan.
Satu faktanya lainnya, yaitu jika suatu saat baterainya rusak tidak mesti diganti semua, tapi bisa diganti parsial.
Wadidaw, bakalan semakin menggoda neeh masyarakat otomotif Indonesia untuk banyak yang bermigrasi ke mobil listrik.
Daihatsu Ayla EV: Celah Jitu Daihatsu Buka Peluang Pasar
Ya, secara nilai prestise brand, posisi Daihatsu secara umum tidak disejajarkan dengan brand asal Jepang lainnya seperti Toyota, Honda, dan Mitsubishi.
Dapat disebut Daihatsu menjadi second brand asal Jepang. Tidak heran, jika langkah membuka peluang pasar baru yang lebih luas adalah langkah jitu.
Dan inilah yang terjadi di GIIAS 2022, ketika Daihatsu Indonesia memperkenalkan versi konsep Ayla EV. Sayangnya, ya pihak Daihatsu Indonesia baru sebatas men-display, dan belum ada penjelasan lebih lanjut kapan Ayla EV mulai akan masuk jalur produksi. Kalau kalkulasi rasional, ya bisa dua tahun lagi dari sekarang.
Terlepas dari hal itu, posisi Ayla EV pun bisa dianggap mengubah lanskap pasar mobil listrik di Indonesia ke depannya jadi lebih terjangkau secara harga. Ya, jika Ayla bermesin ICE dibanderol di bawah Rp 200 juta saat ini, untuk versi EVnya ini akan seksi banget kalau dibanderol di kisaran Rp 225 juta hingga Rp 275 juta.
Sekaligus menjadi opsi lain selain Wuling Air EV sebagai mobil listrik dengan harga terjangkau masyarakat umum.
Bagaimana menurut Anda, sudah siap migrasi ke mobil listrik dalam waktu dekat?