Toyota versus Hyundai di Indonesia: Dualisme Keberpihakan Pemerintah

jbkderry.id – Jika Anda iseng-iseng memasukkan kata kunci “Investasi Toyota di Indonesia” akan ketemu beberapa informasi yang menyebutkan jika pabrikan otomotif raksasa asal Jepang ini dekat dengan jalur pemerintah asal Partai Golkar.

Melalui kata kunci tersebut di atas, nama Agus Gusmiwang yang menjabat sebagai Menteri Perindustrian paling banyak muncul di halaman 1 Google.

Soal kata kunci di Google itu juga mengingatkan artikel lain yang pernah diunggah di jbkderry.id (saat itu masih bernama jbkderry.com) berjudul “GAME OVER SHORTLY: INDONESIA ITU JEPANG, INDONESIA ITU TOYOTA!” pada tanggal 9 Desember 2020.

Saat itu, artikelnya terinspirasi dari salinan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dalam siaran pers No. HM.4.6/207/SET.M.EKON.3/12/2020 pada 8 Desember 2020, tentang rencana pengembangan kendaraan listrik Toyota di tahun 2021.

Ya, Menko-nya adalah Airlangga Hartarto yang juga Ketum Partai Golkar. Figur yang sama pula yang berkesempatan test drive langsung prototipe mobil listrik Toyota Kijang EV di IIMS 2022 yang cuma dipajang sehari pada hari pembukaan 31 Maret di JIEXpo Kemayoran.

Jika menggabungkan data investasi Toyota yang pernah diungkap mantan Presdir Toyota di Indonesia, Johnny Darmawan, (simak di sini sumbernya), dan dana investasi terbaru Toyota di Indonesia sebesar Rp 28 triliun, kesimpulan sementara nilai total investasinya masih di bawah Rp 100 triliun.

Coba bandingkan dengan memasukkan kata kunci “nilai investasi Hyundai di Indonesia” di Google bakal ketemu angka Rp 142 triliun.

Tokoh utama di balik nilai investasi super itu sulit tidak menempatkan nama Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan figur yang mendapat tempat istimewa oleh Presiden Joko Widodo.

Coba masukkan kata kunci “Luhut Binsar Panjaitan Hyundai” di Google langsung tergambar intensitas pertemuan dan ikatan antara sang Menko dengan pabrikan otomotif raksasa asal Korea Selatan tersebut.

Pertempuran Riil di Pasar

Saat ini, Hyundai memang belum mengirim utusan produk untuk bertarung langsung dengan Toyota di pasar otomotif Indonesia.

Deretan SUVnya seperti Palisade dan Santa Fe yang chassis monokok lebih pas dipertarungkan dengan “brand second best di Indonesia” yakni Honda. Khususnya Santa Fe lebih pas diadu dengan Honda CR-V yang juga menggunakan chassis monokok, ketimbang Toyota Fortuner yang masih betah di unsur chassis ladder-on-frame.

Terbaru apalagi kalau bukan di segmen compact-SUV di awal tahun 2022 ini adalah pertarungan Hyundai Creta versus Honda HR-V generasi teranyar.

Nampaknya, baik Hyundai dan Toyota masih menentukan strategi lanjutan untuk bertarung apple-to-apple atau head-to-head. Khususnya Hyundai sebagai penantang utama mungkin akan mulai terasa tantangannya ke Toyota, ketika jadi merilis Stargezer di tahun 2022 ini.

Bukan rahasia lagi, jika segmen low-MPV adalah potongan kue terbesar sejak lama di pasar otomotif Indonesia. Dan nama penguasa abadinya sejauh ini adalah Toyota Avanza (dan kini bersama varian mewahnya Toyota Veloz).

Toyota sebagai penguasa pasar di Indonesia juga bukan tanpa ancaman ke Hyundai. Kehadiran prototipe Toyota Kijang Innova EV yang cuma sehari di IIMS 2022 juga menjadi semacam pesan pengingat pada Hyundai yang lagi asyik di pasar mobil listrik, khususnya pada Ioniq 5 yang baru saja diresmikan kehadirannya sebagai mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia oleh Presiden RI Joko Widodo, pada 16 Maret 2022 di pabrik Hyundai di Cikarang – Jawa Barat.

Tokoh yang mendampingi Jokowi di saat itu tidak lain dari sang Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: