Ngobrolin Kebijakan Pajak Nol Persen Buat Mobil Baru Dalam Secangkir Kopi

jbkderry – Kamis 11 Februari 2021, media massa nasional ramai memberitakan kebijakan pemerintah yang memberlakukan relaksasi pajak (PPnBM) pada kategori mobil penumpang 4×2 termasuk sedan dengan kapasitas mesin kurang 1.500cc dan diproduksi di Indonesia.

Kebijakan relaksasi ini sendiri sedianya dilakukan bertahap per tiga bulan. Pada periode pertama (periode 3 bulan pertama) yang dimulai pada Maret 2021, insentif yang diberikan 100%. Lalu pada tahap kedua atau di tiga bulan berikutnya (berarti mulai Juni 2021) insentif yang diberikan 50% dari PPnBM, lalu insentif pada tiga bulan terakhir (berarti mulai September 2021) insentif yang diberikan sebesar 25%.

Analisa Kelas Secangkir Kopi

Melihatnya secara sederhana kelas secangkir kopi, berarti momentum terbaik adalah membeli mobil baru adalah tiga bulan awal dari kebijakan tersebut.

Kenapa? Yah, karena di situ potongan terbesar adanya.

Ya, kapan lagi bisa dapat relaksasi pajak nol persen ketika ingin membeli mobil kategori LGCC, sebagian segmen MPV (Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, Nissan Livina, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga, dan Wuling Confero), serta Toyota Vios.

Jawabannya yah periode Maret – Mei 2021.

Kebijakan ini di atas kertas tentu bisa menstimulasi naiknya daya beli potensial konsumen, khususnya di bulan April – Mei 2021, mengingat momentum Lebaran Idul Fitri yang jatuh pada 13 – 14 Mei 2021, sedianya akan kembali menjadi momentum mudik ke kampung halaman bagi umat Islam yang merayakannya, dan juga menjadi momentum libur panjang bagi umat non muslim.

Seberapa Percaya Diri Potensial Konsumen?

Sayangnya, potensi booming atau sambutan masyarakat pada kebijakan pemerintah ini dibarengin dengan bayang-bayang tantangan yang tidak mudah, di antaranya:

– Grafik penyebaran pandemi Covid-19 yang masih meninggi, bahkan terus meninggi saat narasi kelas secangkir kopi ini diturunkan.

– Ancaman potensi menurunnya kemampuan daya beli dan perubahan orientasi belajana di kalangan masyarakat potensial, karena ancaman resesi dan pemutusan hubungan kerja di beberapa tempat di negeri ini.

– Kebijakan pembatasan mobilitas dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menekan grafik penyebaran pandemi Cobid-19 tentu sedikit banyak mempengaruhi di kalangan potensial konsumen untuk memanfaatkan kebijakan menarik dari pemerintah.

Di sisi lain, efektivitas pajak nol persen untuk pembelian mobil baru yang diproduksi di Indonesia dengan kapasitas mesin di bawah 1.500cc ini jika mau diurai lebih lanjut bisa jadi tidak terlalu terpaut jauh dengan realitas di lapangan.

Maksudnya, kebijakan relaksasi pajak mobil baru hingga nol persen ini bisa jadi menjadi titik terendah pembelian mobil baru saat ini, tapi patut diingat jika fakta atau realitas perang diskon hingga puluhan juta juga bukan rahasia lagi di kalangan lingkaran pasar otomotif atau mobil baru nasional.

Secara sederhana, kebijakan pemerintah yang akhirnya berkenan memberikan relaksasi untuk menstimulan atau merangsang naiknya keinginan dan keputusan potensial konsumen untuk membeli baru harus diberikan apreasi setinggi-tingginya, mengingat krusialnya mata rantai industri otomotif nasional yang melibatkan investasi padat modal dan padat sumber tenaga kerja pula.

Tinggal bagaimana menunggu realitasnya di lapangan? Apakah gayung kebijakan ini mendapat sambutan meriah, so-so saja, atau hanya memberikan dampak kurang signifikan untuk menstimulasi selera konsumen…

Biar waktu yang menjawabnya, kalau menurut Anda sendiri bagaimana?

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: