ERA BARU PUBLIKASI PRODUSEN OTOMOTIF VIA INFLUENCER TERKENAL

jbkderry.com – Narasi artikel kali ini berdasarkan observasi jagat maya a la media kelas secangkir kopi jbkderry.com.

Narasi ini dimulai dari melihat postingan di IG Reza Arap yang posting nongkrong di bagian dek kiri Aerox 155 model terbaru pada Kamis 3 Desember 2020. Sontak, foto itu terhitung lumayan viral di berbagai perkumpulan sosial para penggemar skutik gambot dari pabrikan garpu tala itu.

Lalu jbkderry.com tergelitik untuk meng-klik dua tagar (hashtag) yang ada di postingan Reza Arap itu, #WEareAEROXsociety dan #allnewaerox155connected, dan ternyata tidak hanya personil Weird Genius itu saja yang posting dengan tagar demikian.

Salah satu sahabat dekatnya, Chandra Liow yang juga pengelola dari akun YouTube Tim2One.

Dari dua hal itu, sulit untuk tidak percaya jika postingan itu hanyalah bentuk kerjasama antara produsen dengan dua influencer kondang dari kalangan millenial.

Esensi pesan yang kurang lebih sama, jbkderry.com dapatkan dari dua postingan lain. Pertama, postingan selegram Diandra Gautama dengan latar tiga mobil produksi Mitsubishi. Lalu yang kedua, adalah postingan event webinar Toyota untuk tanggal 5 Desember 2020 yang menggandeng tiga influencer yaitu Den Dimas, Dion Wiyoko, dan Kemal Mochtar.

Lantas apa pesan yang bisa dipetik? Berikut analisa media kelas secangkir kopi jbkderry.com…

Bukan hal baru-baru amat sebenarnya, namun gejalanya semakin kuat, jika produsen-produsen otomotif ternama sudah semakin bermigrasi dalam hal publikasi produknya.

Posisi media massa tidak lagi menjadi rekan primadona seperti di era cetak atau periode awal media online. Jika tidak ingin disebut menuju jurang kematian, setidaknya posisi media tidak lagi mendapat tempat yang eksklusif alias sudah terdegradasi.

Ya, seperti kata-kata petuah yang banyak diunggah akhir-akhir ini, “Setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya.”

Dunia media massa pun diakui atau tidak sudah mengalami potensi disrupsi seperti petuah tersebut. Pasalnya, dampak penetrasi media bisa jadi dinilai tidak lagi memiliki nilai determinasi atau faktor penentu krusial dalam memberikan dampak pada audiens atau masyarakat luas.

Berbeda dengan para influencer kondang di atas. Dari namanya saja “influencer” alias orang yang memberikan dampak mempengaruhi audiensnya, posisi kerjanya jadi lebih jelas dan luas.

Sebagai orang yang pernah berkecimpung dan mencari nafkah di dunia media otomotif, jbkderry.com pun turut bersedih dan berempati dengan fenomena ini, apalagi masih banyak kawan-kawan baik yang mengadu nasib di ranah tersebut hingga kini. Dunia yang bisa dikatakan bukan lagi lahan yang prospektif untuk diolah dan diandalkan.

Jika pun potongan kuenya masih ada, harus diakui porsinya semakin mengecil ke arahnya, dan semakin banyak ke piring para influencer kondang.

Masih gak percaya? Coba deh masukkan kata kunci “budget spending influencer” di Google, pasti ketemu jika biaya belanja produsen di dunia ke kantong influencer pun semakin membesar.

Dalam kesempatan berbeda, Wishnutama sang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di vlog Deddy Corbuzier mengakui jika dana promosi departemennya melalui influencer kondang itu terhitung sangat besar. Kabar di jagat maya mencapai Rp 72 miliar.

Ya, sekarang dan ke depan, dengan perputaran arus informasi yang sedemikian cepat dan lugas, narasi-narasi mendalam mengenai produk a la media massa termasuk yang bergerak di bidang otomotif bukan lagi sesuatu yang “happening” alias tren, melainkan produk apa dan digunakan oleh siapa?!

Ketika Yamaha Aerox didudukin sama Reza Arap dan Chandra Liow, massa jagat maya pun langsung riuh menggunjingkannya. Bahkan sangat mungkin akan menstimulasi mereka untuk segera ke dealer terdekat dan membelinya.

“Lihat neeh motor gw kayak motor yang dipake Arap, bro,” statement yang mungkin lazim terdengar dari audiens Arap yang terdampak postingan tersebut.

Persoalan apakah sebenarnya Arap ataupun Chandra menyukai atau tidak produknya tersebut atau hanya sebatas bagian kerjasama, bukan lagi esensi yang krusial dalam pola komunikasi ini.

Ini sebatas produsen, influencer, dan masyarakat yang terdampak pesan.

Itu saja. Bagaimana menurutmu?

Leave a comment