HYUNDAI DAN KIA PERKENALKAN TEKNOLOGI MOBIL LISTRIK YANG LEBIH EFISIEN

jbkderry.com – Pada tanggal 9 Juni 2020, Hyundai dan Kia menginformasikan hasil pengembangan teknologi terbaru pada mobil listrik produksi mereka.

Melalui sebuah sistem baru pemompa panas yang inovatif, kendaraan listrik produksi mereka dapat memaksimal jarak jelajah kendaraan di suhu yang rendah, dalam kondisi satu kali pengisian daya pada baterei.

Hal ini disebut bisa dicapai, karena pihak Hyundai dan Kia mengklaim dapat mengolah ulang limbah panas pada kendaraan listrik yang seyogyanya atau umumnya terbuang.

Energi limbah panas yang dapat diolah secara signifikan ini berasal dari energi limbah panas dari modul sumber listrik (motor penggerak, pengisi daya internal, dan inverster), serta juga dari unit baterei dan proses pengisian daya yang lamban).

Inovasi sistem ini juga memungkinkan pengemudi untuk dapat menghadirkan udara penghangat di dalam kabin, saat udara di luar kendaraan tengah dingin, tanpa memberikan dampak signifikan pada kemampuan jarak tempuh kendaraan.

Hal inilah yang diklaim belum dimiliki oleh kendaraan listrik lain.

Teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 di Kia Soul EV, dimana rangkaian sistemnya terdiri dari kompresor, evaporator dan kondensor, pompa panas menangkap limbah panas yang dikeluarkan oleh komponen listrik kendaraan, lalu mendaur ulang energi tersebut.

Berkat aplikasi teknologi ini, Kia Soul EV generasi pertama diklaim tetap dapat menjelajah hingga 180 km saat melintasi wilayah dengan kondisi udara dingin.

Seiring perkembangan lebih lanjut, teknologi pemompa panas terbaru sudah mulai diterapkan pada Hyundai Kona Electric dan baru saja berhasil membuktikan kemajuan inovasinya di Norwegia yang saat ini digadang-gadang sebagai pasar utama mobil listrik paling canggih di dunia.

Hyundai Kona disebut berhasil melalui uji validasi jarak tempuh dari Norwegian Automotive Federation (NAF) yang baru-baru ini telah melakukan pengujian dan perbandingan pada 20 model kendaraan listrik pada kondisi cuaca dingin dan panas, dengan tujuan mengidentifikasi model kendaraan mana yang paling konsisten menempuh jarak jelajah dan performa pengisian daya.

Data dari tiap hasil pengetesan kendaraan kemudian dibandingkan dengan klaim angka data yang dirilis oleh masing-masing pabrikan mobil listrik yang diuji.

Hasilnya, Hyundai Kona Electric menempati posisi pertama, menempuh jarak 405 km dalam cuaca dingin – dibandingkan dengan 449km yang dikutip dalam kondisi pengujian siklus gabungan WLTP (23 ° C / 73 ° F).

Dalam cuaca dingin yang parah, Hyundai Kona Electric menawarkan 91 persen dari rentang siklus gabungan WLTP-nya, hanya menyimpang 9 persen dari kemampuan maksimal perangkat motor listriknya.

Cara Kerja Daur Ulang Limbah Panas

Energi limbah panas yang dapat diolah secara signifikan ini berasal dari energi limbah panas dari modul sumber listrik (motor penggerak, pengisi daya internal, dan inverster), serta juga dari unit baterei dan proses pengisian daya yang lamban).

Sistem tersebut mengolah panas yang dihasilkan oleh komponen-komponen tersebut, dengan mengubahnya dari bentuk cair menjadi gas. Gas bertekanan tinggi yang dikeluarkan oleh kompresor, dipaksa masuk ke dalam kondenser untuk kemudian diubah kembali menjadi cairan.

Nah, proses inilah kemudian menghasilkan energi panas tambahan, dan kemudian dimasukkan ke dalam pompa pemanas dan digunakan untuk menghangatkan kabin.

Selain dipakai untuk dapat menghangatkan kabin kendaraan pada saat suhu dingin, inovasi sistem ini juga dapat meminimalkan konsumsi tenaga dari daya baterei, dan itulah juga yang kemudian berdampak mengapa daya jelajah kendaraan dapat tetap maksimal.

Kabarnya, Hyundai dan Kia masih terus mengembangkan teknologi pompa panas mereka untuk menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam penangkapan energi dan efisiensi, termasuk melalui pengujian di cuaca dingin yang ekstrim di Swedia Utara, di mana suhu bisa mencapai -35 ° C (-31 ° F) di musim dingin.

Dengan menguji dalam suhu dingin yang ekstrim, para pakar engineering di Hyundai dan Kia berharap dapat mengidentifikasi cara-cara tambahan untuk mendaur ulang limbah sebanyak mungkin untuk meningkatkan efisiensi sistem pompa panas.

Manajemen Panas Pada Baterei yang Meningkatkan Daya Jelajah Kendaraan Listrik

Inovasi pemompa panas juga menjadi variabel penyempurnaan pada paket baterei kendaraan listrik Hyundai.

Melalui sistem pendingin air pada paket baterei mobil listrik Hyundai dan Kia, diklaim lebih canggih ketimbang paket sistem pendinginan udara konvensional. Dampaknya adalah kemampuan daya jelajah yang lebih meningkat, tanpa harus memperbesar ukuran atau dimensi dari paket baterei itu sendiri.

Penyempurnaan pada paket baterei ini juga membuat kemasannya jadi lebih rapat atau padat, karena saluran pendingin air membutuhkan ruang yang lebih sedikit dibanding saluran pendingin udara. Hasilnya struktur baterei dapat lebih padat hingga 35 persen.

Hasil inovasi terbaru ini diklaim membuat daya jelajah kendaraan dan kapasitas batereinya dapat meningkat sekitar dua kali lipat dibanding mobil listrik generasi produksi pertama mereka, dengan perhitungan sama-sama sekali pengisian daya.

Sebagai conton, pada generasi pertama Kia Soul EV, kemampuan daya jelajah motor listrik sekitar 180 km dari sekali proses pengisian daya pada paket baterei lithium-ion 30kWh.

Sementara pada generasi kedua Kia Soul EV yang menggunakan baterei 64kWh dengan ukuran atau dimensi yang sama, dapat menjelajah hingga 386 km dalam sekali pengisian daya.

Sebuah studi yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup di Korea Selatan menyebutkan jika sistem pemompa panas pada Hyundai Kona Electric dan Kia Niro EV dapat secara signifikan mengurangi konsumsi baterei pada suhu dingin.

Ketika setiap mobil dikendarai di suhu -7 ° C (19 ° F) dengan sistem HVAC diaktifkan, kedua mobil ini disebut bisa mempertahankan 90 persen dari kemampuan daya jelajah mereka, jika dibandingkan saat mengemudikan keduanya pada suhu 26 ° C (79 ° F).

Hasil ini kemudian disebut menjadi standar baru bagi mobil listrik dari merek lainnya.

Kontras dari pencapaian kedua model kendaraan listrik dari Hyundai dan Kia ini, banyak mobil listrik dari merek lainnya yang kemampuan jelajahnya turun antara 18 hingga 43 persen dalam pengujian atau tes pada suhu yang sama.

Melalui rencana strategis di tahun 2025, Hyundai berharap dapat menjual 670 ribu unit mobil listrik (EV dan FCEV – fuel cell electric vehicle) tiap tahun dan bisa menjadi posisi tiga besar produsen kendaraan listrik di dunia.

Sementara Kia melalui rencana jangka menengah yang disebut “Plan S” berharap dapat memperkenalkan 11 model kendaraan listrik, dengan kurun waktu yang sama dengan Hyundai.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: