
jbkderry.com – Informasi kali ini diadaptasi dari informasi di situs https://europe.autonews.com/ yang diunggah pada Sabtu 16 Mei 2020, dengan judul “Automakers seek new revenue streams from wireless services, upgrades” (link artikel aslinya bisa disimak di ujung artikel ini).
Jika dulu dashboard mobil semata menjadi tempat pengemudi mengetahui kecepatan mobil atau mengubah frekuensi radio, kini telah berubah drastis menjadi semacam pelataran yang paling berharga dari sebuah mobil.
Ya, seperti yang tersirat dari judul artikel ini, para pembuat mobil terkemuka kini jadi semakin agresif menjadikan wilayah dashboard mobil sebagai media “penanaman” layanan, fitur, dan peningkatan media nirkabel alias digital dan bahkan berbasis internet 5G.

Pembaruan yang dilakukan di sektor dashboard meliputi aplikasi di dashboard hingga perangkat lunak untuk unit kontrol elektronik yang merestorasi ulang faktorĀ fungsionalitas mobil dan karakter mengemudi.
Untuk urusan ini, siapa lagi yang paling siap memimpin jika bukan Tesla. Pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat ini telah menyediakan paket opsional seperti Premium Connectivity seharga US$ 9,99 (sekitar Rp 150 ribu) sebulan atau layanan Acceleration Boost bagi pemilik Tesla Model 3 dengan biaya US$ 2.000 (sekitar Rp 29,6 juta).
Lalu ada fitur opsional Full Self-Driving Capability yang memang belum ditawarkan, tapi kabarnya akan dikenai harga US$7.000(sekitar Rp 104 juta).
Pabrikan Jerman juga sepertinya tidak ingin ketinggalan dalam berkompetisi dalam penawaran perluasan layanan digital.
Audi berencana untuk menawarkan kepada pemilik Audi e-tron berupa paket penyempurnaan pencahayaan digital eksterior melalui portal Audi Connect. Lalu ada BMW yang menawarkan paket tertinggi di layanan online Connected Drive, dengan harga 279 euro (sekitar Rp 4,4 juta), mencakup pembaruan pada panduan peta digital dan proses perintah online.
Mercedes-Benz menawarkan paket opsional Track Pace untuk pemilik AMG seharga 297 euro, yang memungkinkan mereka merekamĀ lap timeĀ dan menampilkan performa balap mereka melalui tampilan head-up.
Hal ini tentu menjadi stimulan yang mengubah lanskap kebutuhan konsumen mobil di masa depan, dan memaksa pabrikan untuk menemukan dan mengembangkan paket-paket opsional digital, serta mulai meninggalkan skema bisnis tradisional selama ini.
Terlebih di Eropa kini sudah ada undang-undang bagi para produsen mobil, untuk menyediakan fitur panggilan darurat otomatis (eCall).
Pabrikan mobil terbesar asal Jepang, Toyota, juga dikabarkan telah menyiapkan skema meraih keuntungan yang lebih besar dari layanan digital, di antaranya kini melalui uji coba untuk mendeteksi cacat kendaraan dan kualitas kontrol kendaraan.
Salah satu yang dibutuhkan untuk penerapan layanan opsional digital yang lebih baik adalah keberadaanĀ jaringan 5G, yang akan memungkinkan lebih banyak informasi untuk dikirim lebih cepat.
Sebuah hasil riset mengatakan bahwa pada tahun 2023, aplikasi otomotif yang menggunakan basis digital sebesar 53% terkoneksi via internet dan menggunakan jaringan 5G, sehingga mobil dapatĀ terhubung ke server cloud dan lingkungannya.
BMW sendiri dikabarkan akan menjadi produsen mobil pertama yang menawarkan mobil dengan kemampuan 5G ketika meluncurkan SUV listrik iNext pada tahun 2021. Di sisi lain, produsen otomotif lainnya juga semakin berlomba-lomba menciptakan kemajuan dengan mengandalkan kekuatan jaringan 5G yang dikabarkan bisa 10 kali lebih cepat dibanding koneksi 4G.
Hal ini membuat kecepatan koneksi internet pada mobil dalam kebutuhan peta dan streaming film jadi jauh lebih tinggi jadi jauh lebih tinggi, termasuk juga untuk mendeteksi posisi mobil sehinggaĀ meningkatkan keamanan.
Perusahaan spesialis infotainmen Harman juga dikabarkan telah memenangkan kontrak untuk memasok teknologi untuk konektivitas 5G iNext.
Untuk itu, pihak Harman disebut tengah membangun teknologi dari perusahaan induknya, Samsung, untuk memposisikan diri sebagai perusahaan yang siap memasok kebutuhan pabrikan mobil yang ingin menghadirkanĀ fitur secara nirkabel.
Mengandalkan kontrak yang telah dimenangkan, Harman disebut akan menjadi perusahaan infotainmen paling terdepan dalam bidang telematika 5G pada tahun 2022 untuk kebutuhan industri otomotif di dunia.
Memang menjadi pertanyaan dan tantangan kemudian, apakah pemilik kendaraan bersedia mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli fitur-fitur opsional tersebut, mengingat fitur-fitur seperti Apple CarPlay dan Android Auto selama ini ditawarkan dan dapat diunduh secara gratis melalui perangkat smartphone.
BMW pernah punya pengalaman soalnya di Amerika Serikat dan Inggris, yang menghapus masa percobaan fitur Apple CarPlay setahun bagi pengguna OS7, dan mengenai tarif biaya setelahnya. Kebijakan ini mendapat reaksi dari pelanggannya di kedua negara tersebut, dan akhirnya membuat BMW mengalah serta kembali membebaskannya.
Sebagai jalan tengah ada usulan dengan berbagi beban biaya (sharing cost), dan hal ini pulalah yang tengah dijajaki oleh Harman yang banyak bekerjasama dengan pembuat mobil di Eropa.
Diperkirakan pada tahun 2023 di Eropa, Harman disebut akan menawarkanĀ modul dengan diskon sebagai imbalan bagi hasil dengan pembuat mobil, ketika seorang pemilik memutuskan bahwa aplikasi baru layak ditingkatkan ke 5G.
Belum lagi soal tantangan lainnya, yaitu apakah fitur opsional yang ditawarkan dapat sesuai dengan undang-undang yang diberlakukan pada setiap negara.
Tentu menarik diikuti lebih lanjut manuver dari para pabrikan-pabrikan otomotif, serta perusahaan suplayer pendukungnya dalam hal pengembangan fitur opsional layanan digital hingga yang terkoneksi dengan jaringan 5G ke depannya.
Link artikel aslinya bisa di lihat di sini.