jbkderry.com – Seyogyanya media kelas secangkir kopi ini preferensinya lebih pada konten-konten bertema otomotif, tapi angin pandemi ini membuat antusiasme terasa surut dan ingin relaksasi sejenak, maka jadilah konten receh seperti kali ini…
Seorang kawan baik semalam (Sabtu 9 Mei 2020) bilang, “Ferdian bisa jadi selebriti tivi selepas dari penjara nanti.”
Argumen ini nampaknya kontras dengan pandangan media kelas secangkir kopi ini. Pertama, kita belum tahu keputusan hukumnya untuk Ferdian Paleka dan kawan-kawannya.
Kemarin berdasarkan informasi di media-media mainstream, Ferdian Paleka (21 tahun) dan dua teman seusianya yang terlibat dalam pembuatan video itu kabarnya dikenai pasal berlapis UUD ITE.
Bukan rahasia lagi jika UUD ITE itu kontroversinya juga sudah kayak pasal Pencemaran Nama Baik dan Perbuatan Tidak Menyenangkan, lentur kayak bola bekel. Masih ingat kasus ibu Prita Mulyasari?
Kedua, kasus Ferdian rasanya akan beda kasus dengan Vicky Prasetyo yang kini per hari bisa dapat ratusan juta rupiah dan menjadi salah satu artis yang paling laris di berbagai stasiun tivi, selain Raffi Ahmad.
Vicky punya skill ngomong yang aduhai, sementara Ferdian hanyalah anak nakal yang suka konten prank. Itu spesialisasinya.
Plus, Ferdian terlanjur ditjap “musuh bersama” saat ini, jadi rasanya kecil kemungkinan stasiun tivi mau mengambil resiko seperti pada Vicky Prasetyo dulu.
Ketiga, peluang terbesar adalah melanjutkan hidup menjadi YouTuber, tapi di sini masih ada beberapa kendala. Pertama, adalah faktor orang tua. Besar kemungkinan orang tuanya menyarankan dia untuk cari profesi lain, daripada berisiko kena kasus lagi.
Kasus kali ini tentu jadi pelajaran yang sangat miris sekaligus berharga buat Ferdian Paleka, kedua kawannya, dan orang tua mereka.
Mereka tentu sangat logis berharap hal ini tidak kembali terjadi, dan semakin mencoreng muka mereka yang kini terasa jauh lebih sampah ketimbang donasi sampah yang mereka berikan pada korban prank di video tersebut.
Para waria itu meski sangat tersinggung sudah pasti tidak akan memakan sampah pemberian Ferdian dan kawan-kawannya, tapi Ferdian, kedua kawannya, dan para orang tua mereka secara tidak langsung memakan sampah yang jauh lebih busuk kini, yaitu dipenjara, ditangkap seperti teroris atau penjahat besar sampai tampil di acara tivi 86, diliput massif sama media mainstream yang makin bertabiat clickbait, masuk ke akun Lambe Turah, dijadikan konten olok-olok para youtuber yang jumlah subscribersnya lebih banyak (dengan tetap hidupkan AdSense), serta dihakimi secara massal oleh netizen Indonesia.
Kedua, kalaupun harus kembali jadi YouTuber, pertanyaan besarnya apakah Ferdian Paleka bisa membuat konten selain prank, dengan tetap mengusung substansi kontroversial?
Bisa jadi, tapi itu kecil kemungkinan. Kalau dia punya mental anak bandel abadi mestinya dia tetap berani, tapi harus bisa sangat putar otak buat ciptakan prank yang “aman”, tapi sekali lagi pertanyaannya “masih bisakah?”.
Biar bagaimana bandelnya Ferdian, pasti dia manusia biasa yang punya rasa trauma dengan kejadian ini. Kasus ini buatnya mungkin jadi semacam hantaman pandemi di saat yang sama sekali tidak terduga.
Tetap semangat, Ferdian.
Elu memang bandel banget, tapi yang pasti elu belum masuk kategori pembunuh, bukan teroris, bukan pemerkosa, bukan tukang bual sekota besar, elu bukan pemuka religi yang sibuk sana-sini sebarkan hoax dan mengitasi masyarakat (yang polos, lugu, dan cenderung punya karakter dasar naif), dan yang pasti elu belum jadi koruptor sekelas Papa dengan kamar dan fasilitas sel mewahnya.
Stay strong, dik. Gak banyak memang yang suka bad boy, tapi rasanya kalau elu memang anak bandel abadi, pasti bisa bangkit lagi. Seperti kata pakde Friedrich Nietzsche, “That which does not kill us, makes us stronger.”
Remain strong,
Bad Boys For Life 😎👌
jbkderry.id 