jbkderry.com – Sabtu 25 April 2020, pabrikan mobil listrik kenamaan asal Amrik, Tesla, dikabarkan oleh media Bloomberg dan Reuters, jika telah mulai memanggil kembali beberapa pegawainya untuk bekerja di fasilitas pabrik mereka di San Francisco.
Upaya pemanggilannya ini sekaligus menandai aktivitas kembali mulai pekan depan pada 4 Mei 2020, sejak ditutup sementara pada tanggal 24 Maret 2020.
Hal ini nampaknya akan mendapat tentangan dari pihak pemerintah. Pasalnya Walikota San Francisco, London Breed, pada hari Jumat 23 April 2020 telah mengatakan kebijakan untuk tetap di rumah bagi masyarakat di sekitar wilayah pabrik tersebut akan diperpanjang.
Sebelumnya seperti dilaporkan dari media Los Angeles Times, upaya pembatasan aktivitas dan himbauan untuk tetap di rumah di sekitar wilayah pabrik tersebut memang akan berakhir pada tanggal 3 Mei 2020, namun melihat situasinya yang belum mereda dari badai pandemi, sudah ada kemungkinan besar kebijakan untuk tetap berada di rumah itu akan diperpanjang.
Meski belum ada pernyataan resmi dari Tesla, namun informasi menyebutkan jika aktivitas di bagian pengecatan dan stamping pada fasilitas pabrik Tesla di Freemont – California bahkan akan sudah dimulai pada tanggal 29 April 2020.
Analis dari Credit Suisse mengatakan, proses penutupan aktivitas pabrik Tesla sendiri setidaknya telah menciptakan kerugian sekitar US$300 juta atau sekitar Rp 4,62 triliun (nilai kurs Rp 15.400) per pekan.
Polemik antara nilai kerugian yang lebih besar dan resiko ancaman kesehatan nampaknya menjadi dilema dan perdebatan antara pemerintah (khususnya di bidang kesehatan) dengan para pelaku industri (pengusaha).
Beberapa pabrikan otomotif lain sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Minggu 26 April 2020, juga sudah siap mengaktifkan kembali operasional fasilitas pabriknya di Amerika Serikat seperti Volkswagen, Toyota, dan Hyundai pada awal Mei 2020.
Serikat pekerja di Amerika Serikat yang bekerja di General Motors, Ford, dan beberapa produsen lain, nampak agak menentang upaya reaktivasi dari pihak pabrikan-pabrikan tersebut, karena dianggap terlalu dini dan terlalu berbahaya bagi kesehatan para pekerja.
Kira-kira bagaimana kelanjutan polemik dan dilema ini, mari nantikan lebih lanjut perkembangan informasinya…