jbkderry.com – Dalam kurun beberapa waktu terakhir, informasi mengenai mobil listrik semakin gencar dari saluran komunikasi pemerintah, pelaku industri otomotif, media massa, dan para influencer kenamaan.
Pertanyaan sederhana a la kelas secangkir kopi adalah, “Apakah keberadaan mobil listrik di masa depan benar-benar adalah solusi mobilitas, ataukah masih sebatas prakarsa dan reklame dari empat pihak yang disebut di atas untuk mengarahkan perilaku dan minat beli potensial konsumen?”
Apa Yang Tengah Terjadi di Pasar Mobil Listrik di Cina
Jika mengacu pada informasi yang diunggah di situs https://electriccars.email/, 23 Desember 2019, pasar mobil listrik di dunia juga masih mengalami fluktuasi.
Di Cina misalnya yang merupakan negara dengan penjualan mobil listrik terbesar di dunia saat ini, pasar mobil listrik justru tengah mengalami tekanan khususnya di segmen plug-in hybrid sepanjang 11 bulan pertama 2019 mengalami penurunan 42% dibanding periode yang sama tahun 2018.
Minimnya insentif dari pemerintah disinyalir menjadi salah satu pemicu utama. Sejak 26 Juni 2019, pemerintah Cina tidak lagi memberikan insentif pada mobil listrik yang berdaya jelajah di bawah 250 km.
Implikasinya, pasar mobil listrik lebih terbantu dari penjualan di segmen BEV (Battery Electric Vehicle) alias mobil yang sumber tenaganya sepenuhnya mengandalkan suplai power dari baterei.
Sepanjang periode Januari – November 2019, penjualan mobil listrik di Cina memiliki pangsa pasar 5,4%, dengan angka penjualan 1.041.000 unit atau naik 13% dibanding pencapaian penjualan 920.000 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Meski pangsa pasar terbesar secara umum masih dikuasai merek mobil listrik asal Cina, namun lonjakan pangsa pasar justru dari merek mobil listrik asal luar negeri sebesar 15%, khususnya dari mobil listrik segmen atas.
Tekanan untuk Tesla Semakin Besar
Dari artikel yang diunggah Forbes, 23 Desember 2019, industri otomotif dunia tengah menghadapi ketidakpastian situasi. Revolusi mobilitas ridesharing seperti Uber, teknologi mobil swakemudi a la Google, sensor laser LIDAR untuk mobil robotik dari Velodyne, hingga perkembangan aplikasi mobilitas melalui smartphone pun disebut-sebut belum mampu mengambil peranan besar.
Termasuk Tesla sekalipun yang acap kali dinisbikan sebagai pemimpin pasar mobil listrik di dunia saat ini, harus bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar ke depannya.
Tekanan dari akselerasi pabrikan raksasa seperti Volkswagen dan General Motors dalam pengembangan model mobil listrik, tentu akan menjadi tantangan yang lebih besar bagi Tesla yang diawaki Elon Musk sebagai “dirigennya”.
Volkswagen Pasang Target Produksi Mobil Listrik
Sebagaimana artikel yang diunggah dari kantor berita Reuters, 27 Desember 2019, pabrikan mobil terbesar asal Jerman Volkswagen telah mencanangkan target produksi mobil listrik mencapai satu juta unit akhir tahun 2023.
Lalu pada tahun 2025, Volkswagen mencanangkan proyeksi mampu memproduksi 1,5 juta unit mobil listrik.