NGOBROLIN RIVAL SEPADAN MAZDA CX-8 DI INDONESIA

jbkderry.com – Tema artikel ini bukan sesuatu yang baru di Indonesia. Informasi mengenai Mazda CX-8 sudah tersebar di jagat maya media-media mainstream sejak diperkenalkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2019.

Di artikel satu ini seperti biasa pembahasannya mestinya beda, karena diulas khas a la media kelas secangkir kopi.

Intinya, kira-kira apa motivasi utama pihak Eurokars Motor Indonesia (EMI) kembali menambah pilihan model di segmen SUV, padahal kan sudah ada Mazda CX-3, Mazda CX-5, dan Mazda CX-9.

Meski di pasar dunia, pasar SUV disebut yang mengalami lonjakan permintaan, namun jika merujuk di pasar Indonesia situasinya agak berbeda. Pasalnya berdasarkan data Gaikindo periode Januari – November 2019 justru mengalami penurunan 11,5% dibanding periode yang sama tahun 2018.

Model kendaraan SUV yang mampu menembus angka penjualan di atas 1.000 unit per bulan pun masih dalam hitungan jari, seperti low-SUV kembar tak serupa Toyota Rush dan Daihatsu Terios, Honda HR-V 1.5, CR-V, Toyota Fortuner, dan Mitsubishi Pajero Sport.

Sisanya berebut di ceruk pasar. Lantas kembali ke tema pembahasan a la media kelas secangkir kopi kali ini, mau kemana Mazda CX-8 dan siapa sih rivalnya yang paling pas dijadikan pembanding. Berikut ulasannya…

Honda CR-V: Buat Peminat yang Ingin Naik Kelas?

Potensial konsumen Honda CR-V sangat kecil kemungkinan pindah ke Mazda CX-8.

Pertama, karena nilai brand Honda jelas kuat dan mengakar di masyarakat Indonesia secara umum.

Kedua, harga tipe tertingginya, Honda CR-V 1.5L Turbo Prestige Turbo “hanya” dibanderol Rp 531,1 juta OTR Jakarta (harga bisa berubah sewaktu-waktu). Sementara untuk tipe tertinggi Mazda CX-8 Rp 746,8 juta OTR Jakarta (harga bisa berubah sewaktu-waktu). Artinya bisa hemat Rp 200 juta lebih.

Ketiga, secara nilai prestise (atas dasar sudut pandang lebih sedikit di jalanan), mungkin Mazda CX-8 sedikit lebih tinggi, tapi apa iya secara umum dengan dua pertimbangan sudut pandang di atas ada yang goyah? Kalaupun ada, rasanya analogi keluar dari lubang jarum paling pas menggambarkan.

Menyasar Potensial Konsumen Mercedes-Benz dan BMW?

Dengan harga Rp 664,8 juta (Mazda CX-8 Elite) dan Rp 748,8 juta (Mazda CX-8 Touring), OTR Jakarta (harga bisa berubah sewaktu-waktu), SUV asal merek Jepang ini oleh beberapa media mainstream diproyeksikan mampu mengganggu “iman” potensial konsumen Mercedes-Benz dan BMW.

Dengan rentang harga segitu, potensial konsumen memang harus nambah Rp 100an juta hingga Rp 300an juta kalau ingin meminang SUV dengan dimensi dan kapasitas mesin yang lebih kecil baik dari Mercedes-Benz (GLC) maupun BMW (X1 dan X3).

Bisakah? Kalau secara nilai prestise, punya SUV asal Jerman tersebut belum bisa dibandingkan dengan merek SUV asal Jepang, kecuali Lexus (mungkin).

Artinya, meski memiliki dimensi dan kapasitas mesin lebih besar, (mungkin) nilai kenyamanan dan fitur yang bisa setara, dan bisa lebih hemat, rasanya analogi lolos dari ujung botol paling pas dipakai buat potensial konsumen yang bersedia beralih dari SUV Mercedes-Benz dan BMW ke SUV Mazda.

Hyundai Grand Santa Fe: Rival Terberat?

Dengan harga Rp 643 juta OTR Jakarta (harga bisa berubah sewaktu-waktu), potensial konsumen sudah bisa mendapatkan kasta tertinggi dalam model terbaru Hyundai Santa Fe.

Sementara untuk mendapatkan tipe tertinggi Mazda CX-8 (Touring) harus nambah Rp 100an juta lagi.

Kalau ngeliat showroom kedua megahnya yang cukup berdampingan di kawasan Simprug Jakarta, bisa sih diambil kesimpulan a la secangkir kopi, Mazda CX-8 ingin mengganggu potensi pasar Grand Santa Fe yang merupakan salah satu tulang punggung penjualan Hyundai di Indonesia saat ini.

Tapi tetap saja ada faktor pembeda yang sangat krusial, Mazda CX-8 menggunakan mesin bensin SKYACTIV-G 2.5 L, bertenaga puncak 190 ps/6.000 rpm dan torsi maksimal 252 Nm/4.000 rpm, dengan rekomendasi BBM bensin RON 95.

Sementara jantung mekanis Hyundai Grand Santa Fe dibekali mesin diesel modern CRDI e-VGT 2.2L bertenaga puncak 190 ps dan torsi yang jauh lebih dahsyat 441 Nm, dengan kewajiban konsumsi bahan bakar Pertamina DEX.

Secara desain, keduanya memang punya tersendiri. Mazda CX-8 mengandalkan bahasa desain KODO, sementara Hyundai Grand Santa Fe mengandalkan “legacy terakhir” Peter Schreyer yakni Fluidic Sculpture 2.0.

Sederhananya, kalau pilihannya Hyundai Grand Santa Fe atau Mazda CX-8 Touring, jawaban yang termasuk paling tepat adalah, “Pilih mana mau SUV mesin bensin dengan teknologi modern, atau SUV mesin diesel superior dengan torsi berlimpah?”

Mazda CX-9: Perang Dengan Abang Sendiri?

Mazda CX-8 memiliki dimensi panjang CX-8 4,9 m, lebar 1,84 m, dan tinggi 1,73 m, itu lebih pendek 175 mm, lebih sempit 129 mm, dan lebih rendah 17 mm dari CX-9. Walau begitu kedua model ini punya wheelbase yang sama, yakni 2,93 m.

Sederhananya kalau ingin punya SUV Mazda yang dimensinya lebih besar dari CX-5 tapi lebih mungil ketimbang CX-9, bisa disimpulkan Mazda CX-8 adalah pilihannya.

Tadinya jbkderry.com sempat kepikiran Mazda CX-8 bisa mengganggu pasar CX-9, namun setelah melihat data perbandingan performa mesinnya perbedaannya cukup krusial.

Pasalnya Mazda CX-9 dibekali mesin turbo SKYACTIV-G 2.5 Turbo, dengan tenaga puncak 231ps/5.000 rpm dan torsi maksimal 420 Nm.

Performanya pas diadu dengan Hyundai Grand Santa Fe, meski satunya mesin bensin SKYACTIV-G 2.5 Turbo dan rivalnya mesin diesel CRDI e-VGT 2.2L, dan harganya terpaut Rp 200an juta.

Kesimpulan a la secangkir kopi

interior Mazda CX-8

Mazda CX-8 bisa disebut membentuk pasar baru, khususnya buat para loyalis Mazda di segmen SUV. Pasalnya jika melihat ulasan a la secangkir kopi di atas, tidak ada rivalnya yang sungguh-sungguh bersinggungan secara irisan.

Itu saja dulu, mudah-mudahan bermanfaat.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: