jbkderry.com – Selasa siang 12 November 2019, sehari setelah artikel kelas secangkir kopi ini dibuat, jbkderry.com sedianya akan hadir di antara kerumuman jurnalis media-media bidang otomotif kelas kakap yang diundang PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) untuk meliput peluncuran mobil baru mereka yang kabarnya diberi nama Xpander Crossover.
Kalau membahas soal profil mobilnya, rasanya itu sudah bejibun dibahas oleh media-media gede di luar sana, dan biarkanlah itu menjadi porsinya.
Sebagai media pinggiran kelas secangkir kopi, jbkderry.com justru tertarik membahas dari sudut yang lain, mudah-mudahan informasi ini tidak Anda temui di media lain, setidaknya secara garis besar dan esensi.
Sesuai judul ‘Sebuah Pertaruhan’, ya, kalau dari sudut pandang media kelas secangkir kopi ini, pihak MMKSI nampak sangat hati-hati menetapkan harga mobil barunya. Ini terkesan dari kabar yang tersiar jika pihak MMKSI berupaya menghindari menembus harga psikologis di atas Rp 300 juta, namun ada juga spekulasi Xpander Crossover ini varian atau tipe teratasnya akan tembus di atas Rp 300 juta.
Di sinilah bola liarnya menanti. Jika menembus harga psikologis Rp 300 juta, mau gak mau, potensi pertempuran pasarnya bukan lagi berhadapan dengan low-SUV 7-seater seperti Toyota Rush, Daihatsu Terios, DFSK 560, dan Honda BR-V, melainkan akan secara umum diperbandingkan dengan Honda HR-V 1.5 yang merajai tanpa lawan segmen sub-compact SUV.
Berat? Ya, berat, meski secara desain dan lauyout kursi penumpang misalnya beda, itu kan dari kacamata industri dan media, tapi rasanya dari kacamata konsumen jadinya bakalan sekelas yaitu mobil dengan aura SUV dengan harga di kisaran Rp 300 jutaan.
Ya, di sisi lain, MMKSI memang harus putar otak membuat strategi jitu baru, setelah Xpander, yang bisa jualan tembus di angka psikologis 2.000 unit per bulan. Mengapa? Di artikel yang satu ini MITSUBISHI PERKENALKAN MOBIL BARU SEGMEN KELUARGA DI INDONESIA telah jbkderry.com singgung, jika hanya dan terus mengandalkan Xpander tok, Mitsubishi tidak menutup kemungkinan akan mengikuti jejak aliansinya Nissan yang terlalu lama bermain satu model volume maker yakni Grand Livina dan akhirnya setelah tujuh tahun terpukul oleh para lawan-lawan baru dan kecenderungan market jenuh.
Dan untuk itu tentu saja harus ada setidaknya satu strategi baru lagi, tentu saja maksudnya mobil baru, yang bisa menjadi volume maker berikutnya selain Xpander reguler yang bermain di segmen low-MPV.
Pertanyaannya, mampukah strategi peluncuran model kendaraan baru Mitsubishi ini menjadi volume maker lain di pasar otomotif Indonesia? Nah, kalau urusan itu biar mekanisme pasar di negeri +62 yang menjawabnya ke depan, media kelas secangkir kopi ini seperti biasa hanya melemparkan wacana yang semoga enak dikunyah sambil menyeruput secangkir kopi.
Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk mampir, semoga ada manfaatnya.