BISA APA SUZUKI NEX II CROSS DI PASAR SKUTIK INDONESIA 2019?

Jakarta – Hari Senin 16 September 2019, redaksi media kelas secangkir kopi jbkderry.com dapat email dari Suzuki soal kehadiran produk baru mereka bernama Nex II Cross.

Menurut kacamata pandang kelas secangkir kopi jbkderry.com, produk skutik Suzuki ini okelah cukup sedap dipandang mata, tapi bisa apa di pasar?

Dari data yang jbkderry.com kutip dari blog Juragan Rondo (triatmono.info), angka penjualan sepeda motor Suzuki memang mengalami grafik naik. Di 2016 sebesar 56.824 unit, di 2017 sebesar 72.637 unit, dan di 2018 sebesar 89.508 unit.

Dari data itu, angka penjualan sepeda motor Suzuki selama setahun begitu mudah dilalui dengan angka penjualan sepeda motor Yamaha hanya dalam waktu sebulan, apalagi kalau dibandingkan dengan data penjualan Honda.

Kalau mengacu dari data penjualan sepeda motor Honda di tahun 2018, dalam waktu paling lama seminggu, angka penjualan sepeda motor Honda mampu melewati angka penjualan sepeda motor Suzuki dalam setahun.

Makanya di bulan Agustus 2019, redaksi media kelas secangkir kopi jbkderry.com sempat mengangkat artikel MASYARAKAT INDONESIA UMUMNYA HANYA PILIH DUA MEREK MOTOR. Faktanya memang demikian.

Lantas apa yang Suzuki coba sampaikan melalui Suzuki Nex II Cross di segmennya yang secara umum hanya mengenal Honda BeAT, baru kalau gak pengen terlalu mainstream pilih Yamaha Mio M3.

Secara desain Suzuki Nex II Cross disebut mengedepankan kesan petualangan untuk membidik segmen anak muda. Pertanyaannya kemudian anak muda di wilayah mana?

jbkderry.com coba memasukkan kata kunci “skutik Suzuki laris di kota mana” atau yang lebih umum “sepeda motor Suzuki laris di kota mana”, atau “pasar terbesar skutik suzuki”, tapi jawabannya gak nemu di halaman 1 Google. Di halaman 2 juga gak ada.

Dari analisa ala secangkir kopi jbkderry.com, ada beberapa stigma negatif yang mempengaruhi perkembangan pasar skutik Suzuki di Indonesia (bisa benar dan bisa salah, namanya juga media kelas secangkir kopi):

1. Secara nilai brand, masyarakat Indonesia secara umum lebih bangga pakai produk Honda, baru kemudian di posisi kedua pilih produk Yamaha.

2. Posisi pasar; secara umum produk-produk motor Suzuki masuk di segmen entry-level alias pembeli pemula atau segmen pasar bawah, dan ini langsung beririsan atau bertemu dengan produk andalan Honda dan juga Yamaha. Berbeda halnya dengan Kawasaki yang bermain di ceruk kelas menengah ke atas.

3. Asumsi suku cadang Suzuki mahal (karena cuma ada aslinya doang – genuine), gak ada versi kw.

4. Asumsi suku cadang Suzuki agak sulit di dapatkan.

5. Keterbatasan jumlah dealer, khususnya di sektor layanan purna jual.

Silakan dibantah di kolom komentar jika punya pendapat berbeda.

Di tengah prediksi penjualan sepeda motor di tahun 2019 yang stagnan, Suzuki memang tetap harus menjaga asa untuk penetrasi pasar.

Sebagai media kelas secangkir kopi yang lebih bebas nilai, redaksi jbkderry.com mengusulkan beberapa hal yang bisa Suzuki optimalkan ke depan:

1. Prestasi Alex Rins di MotoGP (meski masih angin-anginan) bisa jadi alat promosi yang efektif dalam strategi penjualan, seperti halnya Honda dengan Marc Marquez, dan juga Yamaha melalui Valentino Rossi.

2. Mengoptimalkan promosi di wilayah-wilayah yang masih punya peluang positif untuk tumbuh, misalnya di wilayah Bali dan Sulawesi, ataupun di wilayah yang menurut data mereka masih bisa lebih optimal. Pasar di Jawa meski yang terbesar, namun sepengamatan a la secangkir kopi jbkderry.com, Jawa sudah terlalu Honda (dan Yamaha).

3. Lebih banyak mengandeng pihak ketiga untuk ketersediaan suku cadang, dan layanan purna jual.

4. Intens mengadakan kegiatan promo layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang dengan melibatkan komunitas dan masyarakat umum.

5. Mengoptimalkan sosial media resmi Suzuki untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan promosi, khususnya yang terkait dengan suku cadang dan layanan purna jual.

6. Lebih mengaktifkan edukasi dan komunikasi digital soal kesiapan jaringan layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang.

Itu saja dulu, yang masih penasaran soal spesifikasi Suzuki Nex II Cross sih bisa lihat infonya di media-media mainstream, karena Suzuki Indonesia blast email kemana-mana.

Pengen lihat tetap di jbkderry.com? Beklah, ini infonya:

– Pilihan versi: Accessories Version dan Standard Version.

– Ukuran ban: 80/90-14 (depan) dan 90/90-14 (belakang) – ban tubeless dual purpose.

– Pilihan warna: Trick Blue/Titan Black dan Aura Yellow/Titan Black – dual tone 

– Fitur: LED Headlight, USB Charger, Meter Visor, Cover Muffler serta Rim Decal (versi Accessories Version). Sementara versi standar tanpa aksesori tersebut.

– Harga: Suzuki NEX II Cross Accessories Version ditawarkan dengan harga Rp 16.100.000,- dan untuk Suzuki NEX II Standard Version cukup kompetitif di harga Rp 15.400.000,-. OTR Jakarta dan bisa berubah sewaktu-waktu.

– Mesin: 115cc dengan teknologi Suzuki Eco Performance (SEP) dengan transmisi otomatis CVT.

– Bobot kendaraan: 93 kg.

Awrait, terima kasih telah menyempatkan waktu untuk mampir, semoga informasinya bermanfaat.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: