Jakarta – Senin 26 Agustus 2019, media kelas secangkir kopi jbkderry.com tertarik mengulas selera umum orang Indonesia dalam memilih merek motor untuk kendaraan operasional.
Jika mengacu pada dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia katakanlah 5 (lima) tahun terakhir (2014 – 2018), cuma ada dua merek motor yang bisa jualan dalam jumlah besar mencapai jutaan unit per tahun, yaitu Honda dan Yamaha.
Itupun kalau dikerucutkan lagi Honda tampil perkasa dengan asumsi rata – rata 4 banding 1, atau sederhananya setiap 4 unit motor Honda laku baru disusul dengan 1 unit motor Yamaha laku.
Anda bisa mendapatkan detail data mengenai penjualan sepeda motor di Indonesia cukup dengan memasukkan kata kunci “data penjualan sepeda motor” di Google.
Dari penelusuran di jagat maya, minat konsumen terbesar pada motor (khususnya skuter matik) di bawah 125cc, sementara kelas 126cc – 155cc kira-kira separuh dari pasar di segmen tersebut.
Di segmen di bawah 125cc, Honda melalui BeAT, Scoopy dan Vario 125cc dibantu dengan kekuatan jaringan leasing milik Astra yakni FIF, sangat sulit ditandingi dominasinya.
Terlebih di benak masyarakat umum Indonesia, skuter matik buatan Honda tersebut lebih irit BBMnya dan juga nilai jual kembali.
Sementara performa penjualan Yamaha Indonesia di segmen tersebut yang cukup kuat ada Mio M3, itupun angkanya masih jauh tertinggal dari 3 model andalan Honda di atas.
Di segmen skuter matik 126cc – 155cc, barulah Yamaha Indonesia bisa dikatakan sedikit unggul ketimbang Honda melalui NMax, Lexi, dan Aerox. Meski demikian sebagai penguasa pasar, Honda terus menggempur pasar di segmen tersebut dengan model-model skuter matik andalannya seperti Vario 150cc, PCX 150cc, dan yang terbaru ADV 150.
Dalam observasi kelas secangkir kopi jbkderry.com, keberadaan Valentino Rossi di tim pabrikan motor Yamaha sangat kuat dalam memberikan kesan pada konsumen skuter matik MAXI Series di Indonesia.
Jauh di bawah dominasi Honda dan dikuntit oleh Yamaha, ada dua merek asal Jepang yang masih cukup di angka puluhan ribu unit penjualan per tahun, yakni Suzuki dan Kawasaki.
Suzuki mengeruk dari ceruk market penjualan Satria FU, GSX-R150, dan GSX-S150, plus NEX II yang bisa dikatakan cukup bertaji bertempur di pasarnya dan berhadapan dengan Honda BeAT dan Yamaha Mio M3.
Sementara pasar Kawasaki kuat diceruk pasar motorsport 250cc melalui Kawasaki Ninja, motor retro Kawasaki W175, dan di segmen motor dual purpose melalui KLX-150.
Sebenarnya di luar anggota AISI, masih ada beberapa merek motor yang mencoba menciptakan ceruk pasar di segmen motor retro, segmen motor penjelajah, segmen motor naked, serta seperti Royal Enfield, Cleveland, KTM, dan Benelli.
Lalu ada Vespa, Piaggio, Peugeot Motorcycle, dan Kymco yang coba mengambil irisan kue di segmen skuter matik tanah air, tapi butuh strategi luar biasa untuk menggoyangkan “iman” para penggemar Honda dan Yamaha di masyarakat Indonesia secara umum.
Secara umum, karakter pembeli sepeda motor di Indonesia ada di zona yang sangat nyaman dan mapan, artinya sudah susah diganggu gugat, kalau gak Honda yah baru Yamaha, sementara pilihannya lainnya adalah yang berani tampil beda (tapi berapa banyak tipe konsumen kayak gini di tengah loyalitas penonton sinetron tukang bubur?).
“Habisnya kalau Honda (atau Yamaha) irit sih, kalau dijual lebih gampang. Tempat servisnya juga banyak, suku cadangnya gampang didapat ketimbang merek lain,” kata juragan Sukma, pengguna Honda Scoopy, dan diiyakan sama juragan Kamto yang masih awet dengan Yamaha Byson-nya.
Andai Alex Rins bersama tim Suzuki bisa konsisten terus mengalahkan Marc Marquez di tim Honda, mungkin saja dapat berdampak positif pada kenaikan angka penjualan motor Suzuki di Indonesia ke depannya.
Atau mungkin ada paket kemudahan kepemilikan dan perawatan berkala yang lebih baik dari merek seperti Vespa, Piaggio, Peugeot Motorcycle, dan Kymco, mungkin saja emak-emak di wilayah perumahan kelas menengah di Jabodetabek bisa pindah ke hati yang lain, eh maksudnya pilihan merek motor baru non-Honda dan non-Yamaha.
Atau strategi-strategi marketing “gila” lainnya, silakan Anda bantu jawab di bawah…
2 Replies to “MASYARAKAT INDONESIA UMUMNYA HANYA PILIH DUA MEREK MOTOR”