Jakarta – Saat artikel ini dibuat, jejak langkah di bumi manusia sudah menginjak di bulan Agustus 2019. Ingatan jbkderry.com langsung teringat pada salah satu album musik terbaik yang pernah ada “August and Everything After” dari Counting Crows (1993).
Coba deh masukkan kata kunci “music benefits brain” di mbah Google, pasti ketemu beberapa literasi mengenai manfaat mendengarkan musik.
Dalam banyak hasil studi, mendengarkan musik merupakan penyegar alam berpikir dan pengusir rasa gelisah. Musik juga disebut dapat meningkatkan beberapa fungsi kemampuan menalar, meningkatkan kemampuan belajar dan konsentrasi, bahkan disebut dapat membantu fungsi otak tetap sehat.
Manfaat tersebut kabarnya akan lebih terasa jika Anda langsung menjadi musisi, namun menjadi penikmat atau pendengar musik layaknya jbkderry.com manfaatnya tetap positif.
Soal selera musik yang dimainkan atau setidaknya didengarkan tentu tergantung selera dan pilihan masing-masing. Untuk jbkderry.com sendiri yah satu di antaranya adalah dari judul album pertama Counting Crows yang menjadi judul artikel ini.
Nada-nada semi balada di lagu Mr. Jones, atau nuansa misteri di lagu Round Here begitu terasa khidmat di dengar di dataran tinggi perbukitan Lapadde pada tahun 2000, sembari mencoba menerawang seperti apa kelak masa depan selepas bangku kuliah akan berjejak di bumi manusia.
Uniknya, meski album pertamanya berjudul “August and Everything After”, namun para personil Counting Crows dari Berkeley – California justru tidak memasukkan judul tersebut sebagai sebuah lagu di album tersebut.
Melalui wawancara dengan Amazon Music pada 24 Januari 2019, Adam Duritz sang vokalis mengatakan jika lagu “August and Everything After” pada saat itu memang belum tuntas. Artinya butuh 26 tahun baru lagu “August and Everything After” bisa dirilis ke publik.
Album “August and Everything After” sendiri sukses mengantarkan Counting Crows ke tangga kesuksesan dari awal perjalanan. Album ini di Amerika Serikat saja mampu terjual lebih dari tujuh juta copy.
Silakan simak video wawancara Adam Duritz dengan Amazon Music di bawah ini:
Menurut Adam Duritz, masalah penyelesaian lirik saat itu untuk lagu “August and Everything After” mengalami kendala.
Lirik-lirik di lagu “August and Everything After” sendiri menunjukkan sisi kedewasaan, sekaligus perjalanan pemahaman religi dari para personil band yang berdiri pada tahun 1991 itu.
Mendengarkan beberapa lagu populer dari Counting Crows terasa mampu membawa para pendengarnya berdiri di pinggir sebuah samudra atau laut lepas, bukan untuk bunuh diri tentu. Lebih kepada upaya perenungan atas jejak yang telah dibuat dan langkah yang akan diambil ke depan, sembari berusaha bersyukur atas nikmatNya sejauh ini.
Ya, hidup memang adalah perjalanan ujian, entah sampai kapan, tapi layaknya judul album “August and Everything After” segalanya masih tetap harus berjalan baik di bulan Agustus dan setelahnya.
Merasa lelah atas perjalanan dan ujianNya tentu manusiawi, tapi jangan pernah berhenti hingga lonceng akhir berbunyi pertanda masa pulang terdengar di telinga kita masing – masing…
Demikian dulu artikel khas secangkir kopi di akhir pekan ini, Sabtu 3 Agustus 2019. Semoga ada manfaatnya. Oh iya sebelum pergi, berikut di bawah ini ada video official dari lagu August and Everything After yang dirilis di kanal YouTube Counting Crows pada 28 Januari 2019 lalu: