Tangerang – Senin siang 22 Juli 2019, Derry Journey (founder jbkderry.com) akhirnya berkesempatan mengendarai skutik Honda ADV 150 yang menjadi salah satu bintang di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City – Tangerang.
Yah, walaupun kesempatannya memang sesaat hanya dua putaran, tapi mudah-mudahan ada kesan dan pesan bermanfaat yang bisa didapatkan pengunjung setia media kelas secangkir kopi jbkderry.com.
Di kesempatan awal, Derry Journey berpikir sensasi berkendaranya agak mirip-mirip si Bumblebee 155 VVA, karena secara desain keduanya kental aura sporty, walaupun si Honda ADV 150 lebih diarahkan ke skutik petualang, dan si Bumblebee 155 VVA memang pure sporty, tapi ternyata asumsi awal Derry Journey keliru.
Si Honda ADV 150 lebih pas masuk di segmen yang sama dengan Honda PCX dan Yamaha NMAX, kok bisa gitu? “Woi, ini kan skutik adventure,” mungkin ini respon protes sebagian media mainstream dan blogger plus vlogger papan atas, ataupun para FHB garis keras.
Tapi silakan deh rasakan sendiri sensasi berkendara di atas Honda ADV 150, posisi duduk dan berkendaranya menurut Derry Journey mirip dengan Honda PCX dan Yamaha NMax. Ya, menurut Derry Journey, desain bisa saja tidak sesuai esensi sebenarnya seperti kata orang bule, “Don’t judge the book by its cover“.
Asumsi ini setidaknya Derry Journey dapat dari tiga hal; yakni pertama posisi dek pijakan kaki dengan dua model dan panjang jadi bisa selonjoran alias posisi kaki lurus pas riding kayak di PCX dan NMAX. Sementara kalau di Bumblebee 155 VVA memang mengadopsi gaya sporty murni dimana posisi kaki yah gak bisa tegak lurus kayak di ADV 150, PCX dan NMax.
Kedua adalah desain setang model naked alias “telanjang” pada ADV 150, karena posisi panel instrumen lebih menyatu pada bagian dek fairing depan. Ada apa dengan bagian satu ini? Secara posisi genggaman mengemudi tidak masalah, keren dan nyaman malah, karena ada tambahan raiser yang membuat posisi setang “telanjang” ini jadi lebih tinggi.
Hanya saja kalau pengalaman main Derry Journey di medan petualangan, meskipun sekarang lebih banyak pakai sepeda si Little Wolverine, desain setang yang lebih lebar itu cukup mempengaruhi keseimbangan saat melaju di medan petualangan.
Itulah mengapa Derry Journey lebih suka menyebut Honda ADV 150 sebagai skutik urban dengan kesan tampilan petualangan. Selain karena faktor setangnya yang kurang lebar, rasanya desain bodinya terlalu apik buat disiksa di jalur petualangan. Kecuali kalau kategori “Sultan” atau “Horang Kaya” mah bebas, gan…, siksa saja tuh motor 🙂
Ketiga Dua putaran di fasilitas test ride GIIAS 2019, Derry Journey merasa kinerja suspensi belakang, gerak setang, ataupun proporsi dimensi motor belum segesit si Bumblebee 155. Tapi jangan jadikan asumsi awal ini sebagai patokan mati.
Menurut Derry Journey, jika suspensi belakang diganti dengan shock aftermarket yang lebih mumpuni (Ohlins mungkin) dan setang dibuat lebar, rasanya persoalan untuk mengejar kesan petualang yang sebenarnya bisa lebih tercapai.
Secara keseluruhan untuk kesimpulan awal dan umum, Honda ADV 150 cocok banget buat kaum urban (anak muda dan berjiwa muda), khususnya penggemar skutik Honda yang ingin naik kelas dari segmen entry-level alias rakdjat kebanyakan ke kelas yang lebih tinggi, Honda ADV 150 ini dapat banget pesannya. Sesuailah untuk kaum millenials yang modern dan memiliki cita rasa gaya hidup tinggi, namun cukup terjangkau harganya saat ditebus, yaitu di rentang Rp 33 juta – Rp 36 juta.
Di luar 3 hal yang menjadi catatan awal Derry Journey, Honda ADV 150 punya skor sangat tinggi untuk ukuran nilai kebaruan, fitur yang berlimpah, dan desain yang “out of box” alias belum ada di segmennya, skutik 150 – 155cc.
Oh iya catatan lainnya adalah mesinnya yang sama dengan Honda PCX, jadi secara riding experience atau sensasi pengalaman berkendara, rasanya jadi seperti Honda PCX yang ganti baju jadi lebih sporty. Bagaimana menurut kalian, gan?
Yauwis, sekian dulu. Terima kasih telah menyempatkan waktu mampir di media kelas secangkir kopi ini…
One Reply to “KESAN AWAL MENGENDARAI HONDA ADV 150 DI GIIAS 2019”