ORANG INDONESIA PUNYA TREND BARU SOAL MASA KREDIT MOBIL

Jakarta – Saat menghadiri undangan acara persiapan terkini Toyota Indonesia di GIIAS 2019, Selasa pagi 9 Juli lalu di restoran Fat Shogun di Kuningan – Jakarta, jbkderry.com sempat berbincang-bincang dengan pak Anton Jimmy Suwandy yang merupakan Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor.

Topik pembicaraannya beragam, mulai dari data dan fakta penjualan mobil di Indonesia yang stagnan dalam beberapa waktu terakhir, lalu ada juga bahasan soal mobil listrik dan kansnya untuk tumbuh di Indonesia, hingga trend baru soal masa kredit mobil baru dan kebiasaan orang ganti mobil baru yang berubah.

Berikut kira-kira garis besar hasil ngobrol santai dengan pak Jimmy. Semoga ada manfaatnya sambil menikmati suguhan secangkir kopi dimanapun itu…

Tanya: Bagaimana dengan kans perkembangan mobil listrik di Indonesia ke depannya?

Jawab: Semestinya trend-nya baik, apalagi pemerintah sudah menargetkan angka produksi kendaraan 20 persen mobil listrik pada tahun 2025, dan diperkuat dengan soal kebijakan LCEV (Low Carbon Emission Vehicle) yang kabarnya akan disahkan dalam waktu dekat.

Tanya: Lalu bagaimana perkembangan nyata di lapangan saat ini?

Jawab: Ya, terus terang itu menjadi tantangan bagi para pelaku industri termasuk bagi Toyota Indonesia sendiri yang telah memulai mengenalkan teknologi kendaraan listrik melalui skema hybrid sejak tahun 2009. Tidak mudah memang mengingat pasar kendaraan listrik di Indonesia masih kecil saat ini. Mudah-mudahan melalui dukungan kebijakan dari pemerintah nantinya, peluang pasarnya semakin terbuka ke depan.

Tanya: Apa hal yang dibutuhkan untuk menumbuhkan pasar kendaraan listrik di Indonesia ke depan?

Jawab: Selain dukungan kebijakan pemerintah yang lebih khusus dan spesifik, tentu hal soal produksi baterei yang menjadi persoalan krusial, mengingat sekitar 20 persen dari biaya produksi kendaraan jenis ini adalah digunakan untuk produksi baterei.

Kita setidaknya bisa belajar dua hal dari situasi di China saat ini yang merupakan pasar mobil listrik terbesar di dunia. Pertama adalah dukungan insentif dari pemerintahnya untuk para pelaku industri dan pembeli kendaraan listrik. Dan kedua, adalah produksi baterei mobil listrik di lokal.

Andai kedua hal ini bisa terjadi di Indonesia, tentu akan sangat bagus untuk mendorong perkembangan pasar mobil listrik di tanah air.

Tanya: Apakah hal tersebut yang terjadi di China bisa menjadi kunci merangsang pasar mobil listrik di Indonesia?

Jawab: Sejauh pengamatan kami, salah satu pertimbangan utama konsumen di mass production adalah harga. Contoh saat regulasi LCGC disahkan sampai saat ini terbukti mampu berperan penting dalam hal penjualan mobil secara total di Indonesia.

Artinya dengan dukungan kebijakan pemerintah yang tepat dan juga produksi baterei lokal tentunya bisa menekan harga jual kendaraan listrik ke konsumen secara signifikan.

Tanya: Secara umum berapa rentang maksimal daya beli umum masyarakat di Indonesia untuk kategori mobil baru?

Jawab: Saat ini, asumsi kami masih di bawah Rp 300 juta untuk kategori mass production yang favorit. Sementara ini, kendaraan hybrid dari Toyota yang paling terjangkau adalah C-HR Hybrid yang diperkenalkan April 2019 dengan harga Rp 530 juta.

Tanya: Di luar soal kendaraan  listrik; perkembangan dan tantangannya di tanah air, bagaimana menurut pak Jimmy soal trend penjualan mobil di Indonesia pada beberapa tahun terakhir yang stuck di angka satu jutaan unit per tahun?

Jawab: Sebenarnya di tahun 2018 lalu, pasar tumbuh tipis di angka 1,15 juta unit, setelah tertahan di angka satu jutaan unit pada periode tahun 2015 – 2017.

Soal ini tentu banyak faktor yang menjadi penyebabnya, baik imbas dari situasi global maupun dari dalam negeri sendiri, namun terselip juga mungkin satu asumsi yang cukup unik, yaitu soal trend masa kredit konsumen pembeli mobil baru yang paling favorit saat ini.

Jika sebelumnya, trend kredit mobil di Indonesia di kisaran tiga tahun dan ganti mobil baru di tahun keempat, kini menurut observasi kami, ada di kisaran masa angsuran lima tahun. Mungkin juga dipengaruhi dengan kualitas produksi kendaraan yang makin baik dan awet, sehingga bisa dipakai lebih lama. Atau bisa juga karena asumsi lainnya, yaitu kredit lima tahun, lalu napas setahun sebelum ganti mobil baru di tahun keenam.

jbkderry.com: Siap, terima kasih informasinya, pak Anton. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca media kelas secangkir kopi jbkderry.com. 

Advertisement

One Reply to “ORANG INDONESIA PUNYA TREND BARU SOAL MASA KREDIT MOBIL”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: