Jakarta – Artikel ini hanyalah gambaran pengalaman jbkderry.com pada saat servis Yamaha Aerox 155 VVA, Jumat 5 Juli 2019, semoga ada manfaatnya.
Berangkat servis si Bumblebee 155 VVA (nama tunggangan Derry Journey) di Jumat pagi itu tadinya kepikiran cuma kena biaya jasa servis, Rp 120 ribu, tapi ternyata keliru dan harus merogoh isi kocek lebih dalam.
Ya, asumsi biaya ini, karena skutik entry level mid-class ini jarang dipakai. Seminggu paling dipakai satu dua kali, itu pun belum tentu. Pas libur Lebaran kemarin malah sekitar dua minggu ditaruh di dalam rumah, karena pemiliknya mudik ke kampung halaman bininya.
Saat artikel ini dibuat, indikator perjalanannya menunjukkan angka di kisaran tujuh ribuan km, setelah membelinya di Maret 2018 lalu.
Kalaupun dipakai agak jauh sekarang sesekali, karena tarif ojek online beberapa waktu lalu naik cukup tinggi menyusul dihapusnya diskon. Kabarnya sih sudah ada penyesuaian tarif baru lagi, waktu artikel ini dibuat…
Kembali ke soal biaya perawatan Yamaha Aerox 155 VVA setelah setahun pemakaian. Untuk bengkel pilihan Derry Journey di Yamaha JG Motor Cibinong, karena kenal cukup dekat kepala bengkelnya pak Slamet, sejak zaman beliau masih jadi kepala bengkel di Yamaha JG Motor Bojong Gede, dan Derry Journey masih pakai Yamaha Xeon keluaran tahun 2011.
Setibanya di bengkel, si mbak bagian penerima konsumen jasa servis nanya, “Ini servis saja apa sekalian ganti oli?”
“Coba cek saja, mbak. Kalau memang perlu ganti oli yah silakan diganti.”
Dia pun mem-print semacam memo tagihan tertulis biasa jasa servis Rp 120 ribu, tapi itu tidak lama berselang. Sat Bumblebee 155 VVA naik ke stall, gak lama kemudian mekanik yang menangani datang dengan selembar kertas yang sudah dicoret-coret.
“Ini harus ganti ini dan harus cek ini juga,” kata sang mekanik sambil menjelaskan isi catatan-catatannya di selembar kertas itu.
Singkat cerita di situ tertera angka sekitar Rp 468 ribu, dan itu pun belum tuntas. “Kalau nanti cek CVT, ada bagian yang harus diganti karena sudah setahun pemakaian maka kena biaya tambahan lagi buat pergantian spare part yang dimaksud.”
Seketika isi kepala Derry Journey pening, “Busyet, gede juga dana perawatannya setelah setahun pemakaian.”
Hmm, emang bener kata banyak orang termasuk bini Derry Journey, “Ada rupa ada harga.”
Yamaha Aerox 155 VVA memang bukan skutik buat kelas pemula, dan memang sudah diposisikan masuk dalam keluarga MAXI Series, atau dengan bahasa lain yang tidak tertulis, “Harus siap rogoh kocek lebih dalam buat biaya perawatannya.”
Ini skutik buat pemilik motor kelas terbawah yang ingin naik ke kelas lebih tinggi, ngerasain atmosfer punya motor premium (bukan premium beneran, tapi sensasinya bolehlah).
Setelah nego dengan mekaniknya, biaya pengecekan CVT Rp 100 ribu dan kemungkinan biaya tambahan kalau ada pergantian komponen di-skip atau ditunda hingga periode servis berikutnya sekitar 3 (tiga) bulan ke depan.
“Semestinya per 10 ribu kilometer atau setahun, mana yang tercapai lebih dulu, CVT harus dibongkar dan dicek sih,” kata pak Slamet menjelaskan.
Hasilnya biaya total jasa perawatan Bumblebee 155 VVA di hari itu tembus Rp 368.000,-. Perinciannya seperti terlihat di foto lead di atas adalah sebagai berikut:
- Biaya servis injeksi Rp 115 ribu
- Biaya servis ringan Rp 120 ribu
- Ganti oli mesin Rp 66.500
- Ganti busi Rp 13.500
- Ganti filter udara Rp 53 ribu
Meski cukup gak siap dengan besaran biaya pengeluaran seperti itu, Derry Journey bayar juga. Ya, biaya pengeluaran dua bulan terakhir memang cukup tinggi; biaya konsumsi di bulan Ramadhan yang relatif lebih tinggi, biaya bahan makan di perayaan hari raya Lebaran, biaya mudik, biaya sunatan dua bocah, dan biaya masuk sekolah tiga anak untuk tahun ajaran baru adalah sketsa biaya pengeluaran dalam kurun waktu tersebut.
Sebelum pergi meninggalkan bengkel, Derry Journey sempat ngobrol sama pak Slamet soal “Kode 12” di Yamaha Aerox 155 VVA yang beberapa waktu lalu cukup marak di sosial media, bahkan ada yang sempat petisi segala.
“Di sini kami juga pernah nanganin tiga motor (Yamaha Aerox 155 VVA) yang kena “kode 12″. Rata-rata motornya pemakaian sudah di atas dua tahun dan jarak tempuhnya sudah di atas 50 ribu km. Jadi persoalnnya ada soket yang aus karena pemakaian. Solusinya sih kami solder saja, biar gak jadi masalah lagi. Sejauh ini sih terselesaikan persoalan tersebut,” jelas pak Slamet.
Penjelasan pak Slamet ini mengingatkan Derry Journey pada sistem kelistrikan Yamaha Xeon dulu. Setelah sekitar empat tahun pemakaian, tetiba aki sering tekor. Pernah di-charge hingga ganti aki, masalah tetap sama. Lantas oleh pak Slamet waktu masih jadi kepala bengkel di Yamaha JG Motor Bojong Gede coba ditaktisi dengan ganti sistem kelistrikan Yamaha Byson, tapi tetap tidak terselesaikan.
Menurut pak Slamet, pihak Yamaha pusat juga belum menemukan solusinya waktu itu. Dan seperti yang sudah diceritakan di artikel ini RISE UP THE COMPETITION BAR, YAMAHA, Yamaha Xeon yang standar tanpa modifikasi apapun itu akhirnya dilego ke tukang ojek dengan harga nyusruk jauh yaitu Rp 6 juta.
Soal kualitas mesin, performa dan pengendalian punya dua skutik Yamaha ini, Aerox 155 VVA dan Xeon 125cc (2011) rasanya puas banget, tapi soal ketahanan sistem kelistrikan nampaknya pihak Yamaha Indonesia harus meningkatkan detail kualitas dan durabilitasnya (baca “usia pemakaian”), ataukah memang skutik Yamaha hanya dibuat dan diproyeksikan untuk maksimal di usia pemakaian lima tahun untuk sistem kelistrikannya?
Silakan bantu jawab buat yang lebih paham dan mengerti, terima kasih telah menyempatkan waktu untuk mampir…
Service injeksi dan service ringan kok jadi double ya? 😅😅, toh kalau injeksi servicenya juga plg disemprot2 atau pakai model infus tanpa bongkar2
yup, dibuat terpisah, mungkin ini bagian strategi after sales service Yamaha untuk raih keuntungan dari line-up MAXI Series-nya. Itu belum termasuk biaya servis CVT Rp 100 ribu, om. Mungkin karena mereka berpikir kalau pembeli MAXI Series adalah entry-level yang naik kelas, imo…