Jakarta – Di era millenial ini mungkin tidak ada kesetiaan sebesar Kopites di pentas liga Eropa. Meski koleksi gelarnya di era modern kalah mentereng dibanding para rivalnya di dua klub utama kota Manchester, ataupun dua klub mentereng di kota London, tapi gemuruh para rivalnya tidak akan pernah semegah di Anfield Stadium.
Ketika Sir Alex turun tahta, bahana di Theatre of Dreams tidak lagi bergemuruh yang memekakkan telinga seperti di bahana abadi di Anfield Stadium. Sebuah loyalitas fans yang berpamrih.
Tidak ada slogan seabadi “You’ll never walk alone” di pentas utama liga Eropa di era millenial. Tidak ada disrupsi di Anfield Stadium, semuanya tetap sama. Permainan tim tetap spartan, demikian pula dengan loyalitas para Kopites masih tetap spartan pula.
Semangat abadi para penduduk kota kecil Sparta di Yunani Kuno telah hijrah ke kota maritim di arah barat laut Inggris Raya.
Dan semangat itulah yang kembali berulang di Anfield Stadium, Rabu dinihari 8 Mei 2019 waktu Indonesia. Bahkan sang pelatih nyentrik Jurgen Klopp (cocok banget dengan karakter Liverpool FC) pun dibuat terkesima dengan suasana magis yang abadi di Anfield malam itu.
Tidak ada dewi fortuna di sisi pengkhianatan Luiz Suarez dan Phillipe Coutinho. Anak-anak Barca yang main menggunakan sepatu buatan Nike berhasil kalah taktik dan statistik dari anak-anak Liverpool yang menggunakan produk buatan New Balance.
Suasana magis di Anfield Stadium malam itu adalah fakta di bumi manusia, jika tidak ada yang tidak mungkin.
Minggu 2 Juni 2019 di markas Atletico Madrid, Wanda Metropolitano, semangat spartan abadi pasukan Klopp akan kembali diuji, loyalitas tak pernah surut dari Kopites juga pasti tetap membahana di seluruh penjuru bumi, dan kisah kemampuan menginjakkan kaki di sesi puncak Liga Champions EUFA di musim 2017/2018 kembali terjadi.
Tentu saja kali ini harapannya tidak lagi menjadi nomor dua, semoga.
jbkderry.id 