Jakarta – Jika mengacu pada data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) di blog Juragan Rondo, Yamaha Indonesia pernah bersaing ketat dengan Honda Indonesia dalam hal penjualan sepeda di pasar domestik Indonesia selama periode tahun 2007 hingga 2010.
Di tahun 2007, Yamaha berhasil jualan 1,8 jutaan unit, sementara Honda berhasil jualan 2,1 jutaan unit sepeda motor di Indonesia.
Di tahun 2008, Yamaha jualan 2,4 jutaan unit, sementara Honda di angka penjualan 2,8 jutaan unit sepeda motor di tanah air.
Di tahun 2009, Yamaha jualan 2,6 jutaan unit, sementara Honda di angka 2,7 jutaan unit.
Di tahun 2010, Yamaha jualan 3,3 jutaan unit, sementara Honda di angka 3,4 jutaan unit.
Di tahun 2011, angka penjualan motor Yamaha mulai terpaut cukup jauh dari Honda. Yamaha jualan 3,1 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 4,2 jutaan unit.
Di tahun 2012, justru setelah dua anak perusahaan Yamaha di Indonesia (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dan Yamaha Motor Kencana Indonesia) digabung di akhir tahun 2011, perbandingan angka penjualan sepeda motor antara Yamaha dan Honda semakin terpaut jauh.
Di tahun 2012, angka penjualan sepeda motor Yamaha di kisaran 2,4 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 4 jutaan unit.
Di tahun 2013, angka penjualan sepeda motor Yamaha di kisaran 2,4 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 4,6 jutaan unit.
Di tahun 2014, angka penjualan sepeda motor Yamaha di kisaran 2,3 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 5 jutaan unit.
Di tahun 2015, angka penjualan sepeda motor Yamaha di kisaran 1,7 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 4,4 jutaan unit.
Di tahun 2016, angka penjualan sepeda motor Yamaha di kisaran 1,3 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 4,3 jutaan unit.
Di tahun 2017, angka penjualan sepeda motor Yamaha di kisaran 1,3 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 4,3 jutaan unit.
Di tahun 2018, angka penjualan sepeda motor Yamaha di kisaran 1,4 jutaan unit, sementara Honda di kisaran 4,7 jutaan unit.
Dari perbandingan data tersebut, bisa dikatakan sejak 3 tahun terakhir (2016 – 2018), setiap 4 unit motor Honda terjual baru 1 motor Yamaha terjual. Kok bisa yah?
Padahal dari pengalaman founder jbkderry.com menggunakan produk motor Yamaha dari beberapa sisi terasa lebih enak ketimbang naik motor produksi Honda.
Untuk motor Honda, founder jbkderry.com pernah pakai Legenda, Supra, Tiger 2000 dan Honda Vario 125cc (2016) yang hilang dicolong di parkiran kantor Bupati Kab. Bogor di bulan September 2017. Sementara untuk motor Yamaha pernah pakai F1ZR, Mio, Mio Soul, Xeon, dan Aerox 155 VVA.
Lantas kalau ternyata memang lebih enak, kenapa motor Honda bisa unggul jauh yah di pasaran? Berikut ulasan opini a la secangkir kopi khas jbkderry.com.
Fakta pertama adalah soal faktor kemudahan untuk membeli. Berdasarkan pengamatan langsung jbkderry.com dari lapak-lapak penjualan motor dadakan baik di rumahan, di pinggir jalan ataupun di mobil pikap (di wilayah pinggiran Jakarta Selatan dan Timur, Depok hingga Bogor), biaya DP atau uang muka motor Honda lebih murah ketimbang beli motor Yamaha.
Dengan uang muka Rp 300 ribuan sudah bisa beli motor Honda, sementara motor Yamaha di kisaran Rp 500 ribuan paling murah. Kemudahan sesaat ini sebenarnya kalau ditelusur lebih jauh sebenarnya bisa jadi “jebakan batman”, mengingat umumnya harga beli motor Honda lebih tinggi dibanding motor Yamaha yang sekelas.
Hanya saja nalar konsumen motor entry level nampaknya jarang mempertimbangkan hal tersebut, yang penting DPnya lebih murah.
Fakta kedua adalah asumsi nilai kebanggaan brand yang lebih kuat. Asumsi ini tentu bisa sangat debatable, tapi coba deh tanya di wilayah pinggiran dan pedesaan, “Lebih bangga mana punya dan naik motor Honda dibanding punya dan naik motor Yamaha?!”
Jawaban umumnya, “Yang penting Honda.”
Fakta ketiga adalah asumsi jika konsumsi bahan bakar yang lebih irit motor Honda dibanding motor Yamaha.
Fakta keempat adalah adalah asumsi jika jaringan layanan purna jual dan biaya perawatan motor Honda lebih terjangkau dibanding motor Yamaha.
Fakta kelima adalah asumsi nilai jual kembali yang lebih baik. Sudah bukan rahasia lagi jika di pasar motor bekas, umumnya nilai jual motor sekelas dari produk Honda dan Yamaha dimenangkan oleh produk Honda.
Padahal, untuk poin ketiga, keempat dan kelima sebenarnya tidak sedemikian mudah untuk disimpulkan. Berikut penjelasannya lebih lanjut…
Soal bahan bakar yang lebih irit itu mungkin berlaku dulu di era mesin yang masih disuplai dari sistem karburator.
Di era mesin injeksi, Yamaha terus melakukan evolusi pengembangan untuk mengejar performa dan efisiensi konsumsi BBM yang lebih baik, mulai dari mesin diasil silinder dan forged piston, lalu ada teknologi BlueCore, lalu diikuti dengan aplikasi teknologi VVA, membuat konsumsi BBM motor Yamaha sudah disebut setara dengan motor Honda yang sekelas, tinggal tergantung cara berkendara, kondisi jalan, serta cuaca yang dilalui setiap pengendara.
Soal jumlah jaringan dan jarak ke bengkel resmi pun relatif pembahasannya. Di markas kecil jbkderry.com misalnya lebih dekat ke bengkel resmi Yamaha ketimbang ke bengkel resmi motor Honda.
Soal biaya perawatan pun demikian, contoh pengalaman biaya jasa layanan Yamaha Xeon 2011 dan Yamaha Aerox 155 2017 lebih murah ketimbang biaya jasa layanan Honda Vario 125 2016. Pun demikian dengan harga suku cadangnya, sepengetahuan jbkderry.com, Honda relatif lebih mahal.
Itu belum termasuk perbandingan ketahanan usia suku cadang, silakan Anda tambahkan komentar di bawah jika punya pengalaman dan pendapat.
Nah, soal poin terakhir nilai jual kembali, ya, berdasarkan pengamatan jbkderry.com, harga jual motor Honda relatif lebih tinggi ketimbang motor Yamaha yang kelas, tapi sebaiknya juga dipertimbangkan juga perbandingan biaya kepemilikan selama memelihara dan mengendarainya.
Kalau jawabannya “enggan”, ya, konsumen motor entry level di bawah Rp 20 juta akan terus terpaku pada asumsi yang berlaku umum, meskipun info itu mungkin tidak lagi akurat dan terkini…
Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk mampir…
Makasih atas pencerahannya, sangat membantu
Siap, terima kasih telah menyempatkan waktu mampir.
honda kalau jual barang ga kira kira kasih harga, scopy harganya 11-12 sama lexi padahal secara tehnis mesin lexi satu level dengan honda vario 125 dan pcx 125, dan sasis lexi jauh lebih besar/kuat dari scopy yang ringkih, ditabrak angkot dari belakang langsung tertekuk.