Jakarta – Zaman masih jadi jurnalis bidang otomotif (2003 – 2012), salah satu kenangan yang sulit dilupakan founder jbkderry.com adalah ketika berada di balik kemudi kendaraan pikap double cabin.
Mulai dari main-main lumpur di Lido Sukabumi dengan Mitsubishi L200, merasakan impresi Nissan Frontier saat membelah jalur Jawa, melamar calon bini dengan Mitsubishi Triton, merasakan ban Ford Ranger tenggelam di pasir tepi Pantai Batu Karas Pangandaran, hingga merasakan kedigdayaan Isuzu D-Max di kawasan tebing di pinggiran kota Bandung.
Di antara semua kenangan indah itu, salah satu momen tidak terlupakan belasan tahun silam adalah ketika bisa mendapat kehormatan berada di balik kemudi Isuzu D-Max di tebing pinggiran kota Bandung sekitar tahun 2003 – 2004.
Kenapa indah sulit dilupakan? Ceritanya begini, berada di dalam kabin Isuzu D-Max mengingatkan founder jbkderry.com pada salah satu film ikonik di tahun 1991, Harley Davidson and the Marlboro Man.
Singkatnya, rasanya bisa aura the Marlboro Man, sosok koboi yang diperankan Don Johnson. Yup, meski D-Cab Asia seperti D-Max gak segede D-CAB Amerika Utara seperti GMC yang size-nya bisa ngabisin sendiri enam areal parkiran mobil, tapi kesan tangguhnya dapat banget.
Mulai posisi duduk, posisi setir, desain dan posisi tuas transmisi, visibilitas atau daya pandang yang baik, hingga kesan karakter mengemudi yang membuatmu bisa merasa level ketangguhan dalam diri bisa naik 1000 %.
Seketika founder jbkderry.com merasa setangguh the Marlboro Man kala itu. Kawasan tanah merah dan perbukitan di pinggiran kota Bandung berubah layaknya santapan kesukaan di meja makan.
Nah, memori pada masa itu pun terkenang secara tidak sengaja ketika melihat foto Isuzu D-Max mengenakan ban GT Radial Savero Komodi di akun Ig @GTRadial, keren.
Sayang informasi detail mengenai spesifikasi ukuran ban standar Isuzu D-Max tidak diterakan di situs Isuzu Indonesia. Tapi yang pasti, kombinasi Isuzu D-Max dengan ban GT Radial Savero Komodo itu terlihat saling melengkapi, membuat kesan tangguh kendaraan D-Cab ini jadi makin terasa.
Kembangan ban GT Radial Savero Komodo yang apik dipandang, dipadu dengan kelebihan pada desain yang dapat menimalisir suara telapak ban yang nyaman, daya cengkeram dan traksi yang kuat di banyak medan jalan (bebatuan, lumpur, maupun medan berat), kemampuan membersihkan batu-batuan dan lumpur yang terselip di telapak ban, dan melindungi dinding ban dari bebatuan dan benda asing.
Kembali ke soal Isuzu D-Max…
Secara penampilan, Isuzu D-Max tidak bisa dibilang rupawan. Apalagi jika dibandingkan dengan Mitsubishi Triton terbaru yang baru saja diluncurkan di Thailand. Cenderung dapat dikatakan old skool alias lawas.
Meski demikian, sisi baiknya selain kesan berkendaranya yang mantap dan tangguh, adalah sektor mesin Isuzu yang terkenal bandel dan relatif irit. Isuzu D-Max dibekali mesin diesel commonrail VGS 2,5L dengan pilihan transmisi manual dan otomatis.
Jadi jika Anda termasuk calon konsumen kendaraan pikap double cabin yang tidak terlalu memprioritaskan penampilan yang keren, namun bisa memberikan sensasi pengalaman berkendara yang tangguh a la the Marlboro Man, rasanya Isuzu D-Max pantas dijadikan salah satu pertimbangan utama.
Sebagai penutup artikel kelas secangkir kopi ini, jbkderry.com berpendapat tidak harus selalu yang nampak modern dan indah untuk membawa kesan yang mendalam. Ya, seperti kenangan bersama Isuzu D-Max ini, sebuah momen yang tidak terlupakan…
Sayangnya DMAX penjualannya seret jika dibanding dengan rival – rivalnya seperti Triton, Hilux, Ranger dan Navara
Yup, bisa jadi. Tapi di negeri ini kan tidak mesti mobil yang bagus secara kualitas berjalan pararel dengan penjualannya. Contoh: Kia Carens gen 3 dan Ford Fiesta dengan mesin EcoBoost, cmiiaw. Btw, Ranger kan juga sudah gak ada di Indonesia.