
Jakarta – Selalu ada cara Kawasaki untuk berkelit dari tekanan Honda di Indonesia. Setelah Honda turut tergiur bermain di motor berdesain trail melalui CRF150L untuk merebut pangsa pasar KLX150, Kawasaki gak keabisan ide jitu. Sebuah mainan baru pun bernama W175 dilepas ke pasar pada Desember 2017.
Yang mencegangkan harganya cuma Rp 29 jutaan – Rp 30 jutaan untuk wilayah Jabodetabekser (harga sewaktu-waktu dapat berubah yah).
Alhasil berdasarkan penelusuran di dunia maya, peminat Kawasaki W175 merebak di sejumlah wilayah di tanah air. Antusiasme para peminat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi terlihat tinggi. Bahkan sebuah media alternatif menyebut inden di Bogor dan Tangerang Selatan, konsumen harus sabar inden 3 – 4 minggu.
Seorang sahabat di kota Makassar yang sedari doeloe senang dengan tampilan motor serba retro bahkan sudah mejeng dengan Kawasaki W175 tepat per tanggal 31 Desember 2017. Di Kota Daeng ini pula kabarnya komunitas Kawasaki W175 segera terbentuk dalam waktu dekat.

Jbkderry.com saat pertama kali melihatnya langsung W175 di atrium Botani Square di bulan Desember lalu, langsung membayangkan imej David Beckham saat membelah hutan Amazon di Brazil pada tahun 2014 bersama motor bertema retro modern juga (meski tentu yang itu harganya jauh lebih mahal).
Meski banderolnya hanya Rp 29 – 30 jutaan, Kawasaki W175 jauh dari kesan murahan. Malah cenderung dapat disebut Kawasaki Indonesia berhasil lebih membumikan (baca: membuat lebih terjangkau) gaya hidup bermotor. Bahkan tidak hanya bergaya, motor bertema retro modern ini juga menawarkan kelebihan lain.
“Easy to ride. Easy to handle. Easy to maintain. No EFI. No ABS. No problem…,” kata Aldi ‘Didot’ Prihaditama, seorang jurnalis senior bidang otomotif yang juga dikenal gandrung urusan yang berbau teknis.
Sederhananya, kini kamu bisa bergaya a la David Beckham dengan mengenakan kemeja kotak-kotak, jaket bomber, helm half face, kacamata hitam dan sarung tangan kulit tanpa harus menguras habis tabungan.
Nah, harganya saja cuma sekelas Yamaha NMax dan Honda PCX kok…, atau dengan kata lain klasifikasi kemampuan daya beli konsumen utamanya berada di level yang sama dengan skutik premium mid-size. Dan ini kapasitas mesinnya 177cc lho…
Bagaimana dengan spesifikasi teknisnya? Yuk, bahas lebih lanjut…
Spesifikasi Teknis Kawasaki W175

Seperti kata om Didot, meski secara teknologi yang teraplikasi motor retro modern ini rada ketinggalan, tapi tetap nyaman dan mudah untuk dikendarai.
Sistem suplai bahan bakarnya masih menggunakan karburator (Mikuni VM24), meski hal ini di sisi lain menunjukkan jika lebih mudah mencari bengkel perawatannya di berbagai wilayah di Indonesia. Tersiar kabar, pihak Kawasaki Indonesia juga mempersiapkan versi injeksinya, dan jika ini benar banderol harganya bisa jadi terkatrol lebih tinggi.
Mesinnya menggunakan sistem satu silinder SOHC berpendingin udara 177cc dengan daya maksimum 13 PS / 7.500 rpm dan torsi puncak 13,2 Nm / 6.000 rpm yang dipadankan dengan transmisi 5-percepatan. Data teknis mesinnya ini menunjukkan jika puncak kesenangan mengendarai Kawasaki W175 justru ada di putaran mesin tinggi, alias pas dibawa ngebut, brosis…
Alias lebih enak jika dipakai weekend escape ke luar kota ketimbang dibawa macet-macetan yang identik dengan kondisi lalu lintas stop and go, plus putaran mesin rendah.
Pihak Kawasaki Indonesia melempar W175 ke pasaran dalam dua pilihan tipe yaitu tipe standar (Rp 29,8 juta, on the road Jabodetabekser dan harga bisa berubah sewaktu-waktu) dan tipe Special Edition (Rp 30,8 juta, on the road Jabodetabekser dan harga bisa berubah sewaktu-waktu).
Dari informasi resmi di situsnya, selisih satu juta ini adalah dampak pada detail tampilan dan warna.
Versi standar hanya ada dalam pilihan warna putih pada bagian tangki, velg dan spakbor. Sementara versi SE ada tiga pilihan tipe yaitu hitam, hijau tentara, serta kombinasi (velg hitam, tangki perak, jok coklat).
Kawasaki W175 punya dimensi panjang 1.930 mm x lebar 765 mm x tinggi 1.030 mm, serta jarak poros roda 1.275 mm dan jarak terendah ke tanah 165 mm. Jbkderry.com yang berpostur tinggi 172 cm sempat coba naik dan duduk di sadelnya saat dipajang di Botani Square – Bogor, dimana feeling-nya gak terlalu pendek dan juga gak terlalu tinggi. Sederhananya proporsinya masih nyaman dikendarai. Masih paslah kalau dibawa touring jarak pendek dari Jakarta ke Sukabumi dan Pelabuhan Ratu, atau jarak sedang ke wilayah Bandung dan sekitarnya.
Ban depan menggunakan ukuran 80/100-17 dan ban belakang pake ukuran 100/90-17. Nah, jika pengen makin enak bisa ganti ban aftermarket, gan. Pilihannya bisa ban lansiran IRC, selain ramah di kantong kualitas bahan dan cengkeramannya sudah teruji dengan standar teknologi Jepang.
Buat yang ingin desain kembangan ban yang menarik dan cocok untuk semua kondisi jalan raya, serta tahan lama bisa pilih IRC RX-01F. Ban satu ini punya ini keunggulan alur tengah dan pattern asimetris membuat ban tidak licin dan pengendalian yang mudah dalam berkendara di permukaan jalan raya, baik di jalan kering dan basah.
Tersedia dalam ukuran 80/90-17 dan 100/80-17 jika ingin dipasangkan di W175.
Ada pula IRC NR82 dengan desain kembangan searah untuk memberikan performa dan stabilitas yang optimal di segala medan, sehingga memberikan kenyamanan dan kestabilan berkendara dengan respon yang bagus.
Tersedia dalam ukuran 80/90-17, 90/90-17, 100/70-17, dan 110/80-17 jika ingin dipasangkan di Kawasaki W175.
Beda Desain Rebutan Pasar
Jika Anda sempat mampir ke blog keren punya seorang kawan, permanatriaz.com, ada beberapa artikel keren tentang persaingan pasar di segmen motor 250cc dimana pasar skutik premium Yamaha XMAX 250 teryata bisa menggerus pasar pasar motorsport 250cc.
Berikut data bagan yang di-comot dari blog keren tersebut:
Dari data bagan di atas, nampak jika minat beli di segmen roda dua 250cc saling bersinggungan meski secara desain sepenuhnya berbeda, satunya motor sport dan satunya skutik premium.
Hal ini menunjukkan jika Kawasaki W175 bisa menggerus pangsa pasar di segmen skutik premium 150cc – 155cc (Yamaha NMax dan Honda PCX), motosport 150cc (Honda CBR150 dan Yamaha R15), serta pasar trail 150cc (Honda CRF150L dan Kawasaki KLX150), begitu pula sebaliknya karena berada di rentang harga yang secara psikologis sama 30an juta.

Bagaimana menurut Anda? Silakan tinggalkan komentar di bawah ini, terima kasih sudah menyempatkan waktu membaca, guys…