
Beberapa waktu lalu, saya ngajak bang Rasy nonton Cars 3. Meski rada telat, tapi jangan sampai lewat sama sekali kelanjutan kisah perjalanan Lightning McQueen.
Kali ini kisah Lightning McQueen berlanjut di era high-tech, dimana dia bertemu dengan musuh baru yang lebih muda dan lebih kuat bernama Jackson Storm. Berbeda dengan era McQueen yang ditangani secara manual di tim Rusty dan Dusty, Storm ditangani secara teknologi canggih.
Di sini, saya jadi ingat adegan persiapan pertarungan Rocky Balboa versus Ivan Draco di Rocky IV. Ya, di saat Balboa berlatih bersama alam, Draco berlatih bersama peralatan canggih di Rusia.
Kembali ke soal Cars 3…, Kecepatan Storm dan datangnya beberapa mobil balap yang lebih muda dengan pengembangan sejenis yang lebih canggih telah membuat peta kompetisi di kejuaraan balap berubah, termasuk memicu banyaknya mobil balap legendaris pensiun.
McQueen pun tidak jauh beda, coba memaksa bertarung dengan Storm yang lebih muda, lebih cepat dan lebih kuat, mobil balap legendaris ini menyerah dengan tragis. Mobil balap dari tim McQueen’s Rust-eze racing terpental dari trek dan mengalami rusak parah.
Rusty dan Dusty sebagai pemilik tim McQueen’s Rust-eze racing pun menyerah dan menjual kepemilikan tim ke Sterling. Sebagai pemilik baru McQueen’s Rust-eze racing team, Sterling ternyata punya dua misi.
Dengan peralatan, sarana dan fasilitas canggih, Sterling ingin mengembalikan kejayaan McQueen dengan bantuan instruktur Cruz Ramirez. Tapi jika misi ini gagal, Sterling punya misi lain yaitu berjualan merchandise McQueen yang super legendaris tersebut.
Singkat cerita, sebagai old skool’s generation alias generasi tua, McQueen jadi sok tau dan juga keteteran mengikuti metode pelatihan dari Cruz. Ia pun akhirnya lebih memilih kembali berlatih dengan gaya lawas.
Tentu saja cara ini tidak cukup cepat untuk menaklukkan Storm. Di sisi lain, Cruz yang tetap setia mengikuti McQueen berlatih dengan metode pelatihan lawas itu ternyata belajar banyak dari sang legenda dan pada akhirnya banyak mengubah peta hidupnya ke depan, khususnya di trek balap.
Saya tidak ingin menulis lebih jauh keseruan kisah film ini, supaya Anda tetap antusias jika ingin menontonnya. Buat saya, ada pesan yang baik dari film produksi Walt Disney dan Pixar ini, yaitu lakukan apa yang Anda ingin lakukan tidak usah terlalu banyak pertimbangan, namun ada saat dimana Anda memang tidak lagi digdaya di medan yang pernah menjulangkan (bahkan) setinggi langit. Semua ada saatnya untuk beralih dan berpindah, meski itu bukan alasan untuk berhenti berjuang dan berkarya cuma medianya jadi beda.
Masih bingung dengan makna kesimpulan itu? Segeralah nonton Cars 3 dan ceritakan pelajaran yang bisa Anda petik dari film yang kabarnya berhasil meraup untung US$ 378 juta atau sekitar Rp 4,9 triliun di seluruh dunia itu.
Ceritakan di kolom komentar di bawah ini…, selamat menonton.
Menurut saya, salah satu pesan tersirat dari film “Cars 3” ini adalah “Percaya diri dan terus memotivasi diri sendiri.” Ini ada pada scene saat Lightning McQueen berada di dalam truk Mack. Yang dimana Lightning McQueen selalu berucap dengan tenang, “I’m speed, I’m speed.”
Yang kedua adalah “Lakukan semuanya dengan maksimal apapun itu tantangannya.” Ini ada pada scene saat Lightning McQueen crash saat Jackson Storm menyalipnya dan Lightning McQueen memaksakan diri untuk menambah speed tetapi ban dia tidak kuat untuk berakselerasi dan akhirnya dia mengalami kecelakaan.