
Jika otomotif diibaratkan sebuah periskop untuk memantau karakter masyarakat dalam skala negara, maka hampir dapat dipastikan jika rakyat Indonesia adalah yang paling cinta keluarga. Setidaknya jika parameternya di kawasan Asia Tenggara.
Indikatornya sederhana. Hanya di Indonesia ada budaya mudik, dimana sang suami bersama istri dan anaknya nekad menempuh segala resiko menerabas jarak ratusan hingga ribuan kilometer, untuk bisa sampai ke kampung halaman. Entah itu dengan kendaraan roda dua atau yang sedikit lebih beruntung kondisi ekonominya, bisa naik mobil keluarga atau umum diistilahkan Multi Purpose Vehicle (MPV).
Nah, menyinggung segmen MPV ada sebuah segmen yang tumbuh pesat di Indonesia. Setidaknya di dekade terakhir, yakni low MPV. Sejak tahun 2004, kehadiran duet Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia menjadi oase bagi kedua pabrikan produsennya. Pasca krisis ekonomi tahun 1998, kapasitas produksi dan kemampuan jualan Daihatsu dapat dikatakan terpuruk.
Baru setelah kemunculan Xenia, Daihatsu bisa kembali bernafas lega. Sepanjang Januari – Juli 2013 saja, penjualan Xenia telah menembus angka 43.548 unit atau sekitar 6.200 unit per bulan. Saudaranya Toyota Avanza lebih trengginas lagi, dengan angka penjualan di atas 15 ribu unit per bulan, bahkan di Juli 2013 lalu mampu terjual 21.307 unit.
Ibarat gula, segmen mobil keluarga pun membuat “semut – semut” (baca: produsen mobil) lain turut tergiur. Suzuki memulai perlawanan melalui Ertiga pada April 2012. Seperti diketahui, varian low MPV Suzuki ini juga laris manis. Di tahun 2013 ini, Suzuki Ertiga mampu beberapa kali melewati angka penjualan Daihatsu Xenia. Di bulan Juli 2013 lalu, Suzuki Ertiga mampu terjual 6.834 unit, sementara Daihatsu Xenia “hanya” 6.251 unit.
Alhasil pihak prinsipal Suzuki di Jepang sumringah. Sekitar Rp 10 trilyun dana telah disiapkan untuk pembangunan pabrik baru Suzuki di Indonesia pada tahun 2013 ini. Padahal jelang akhir tahun 2012 lalu, Suzuki angkat tangan alias bangkrut di Amerika Serikat.
Tahun 2012 lalu, segmen low MPV menguasai lebih dari 30 % total market. Sekedar menyegarkan ingatan, data penjualan 1,161 juta unit mobil baru pada tahun lalu. Sementara pada semester pertama 2013, segmen low MPV menguasai 32,42 % dari total market atau sebesar 189.789 unit.
Nah, terkait popularitas ini pula di tengah hingar bingar mobil murah atau Low Cost Green Car (LGCC), saya sempat mengendarai dua mobil bergenre ini pada beberapa waktu lalu, yakni Chevrolet Spin 1.5 LTZ bertransmisi otomatis (Rp 183.800.00, on the road Jakarta) dan Nissan Grand Livina 1.5 XV CVT (Rp 210.500.000, on the road Jakarta).
Chevrolet Spin 1.5 LTZ AT

Rasa optimisme pabrikan mobil terbesar asal Amerika, General Motors Indonesia (GMI), pada pasar low MPV di Indonesia, ditunjukkan melalui dana investasi megah US$ 150 juta untuk pengembangan Chevrolet Spin di pabrik mereka di wilayah Pondok Ungu, Bekasi.
Dan terbukti, berkat varian low MPV mereka ini, pihak GMI mampu menaikkan nilai persentasi penjualan hingga 179 % dibanding pencapaian tahun 2012. Itulah saya merasa beruntung, kala mendapat kesempatan mengendarai varian teratas Spin versin bensin, Chevrolet Spin 1.5 LTZ AT, pada akhir bulan Agustus 2013 lalu.

Secara desain, Chevy Spin punya lekukan desain yang cukup modern di segmennya. Permainan lekukan bodi eksteriornya mengingatkan pada Suzuki Ertiga. Saat berkesempatan mengunjungi pabrik tersebut, saya mendapat informasi jika ketebalan material bodi yang digunakan lebih tebal dibanding milik duo Avanza dan Xenia. Ini tentu merupakan salah satu pertimbangan penting untuk memilih low MPV beremblem Amerika ini.
Berikut tiga nilai plus Chevy Spin 1.5 LTZ menurut saya:



Sementara itu saya juga mencatat tiga titik lemah:
1. Posisi duduk pengemudi lebih seperti minubus, sehingga lebih menyerupai berada di balik kemudi Daihatsu Luxio ketimbang Daihatsu Xenia.
2. Kaca jendela pengemudi belum otomatis, sehingga Anda perlu menarik terus tuas hingga jendela samping menutup.
3. Tangki pengisian BBM masih harus dibuka pakai kunci. Agak merepotkan, karena pengemudi harus turun dari kabin setiap pengisian BBM.
Nissan Grand Livina 1.5 CVT

Inilah back bone penjualan Nissan di Indonesia. Di tahun 2013, Nissan Grand Livina mampu terjual rata – rata di atas 3.000 unit per bulan.
Pada tanggal 29 Mei 2013, PT Nissan Motor Indonesia melakukan penyegaran pada All New Grand Livina. Dan sebagaimana telah saya sebut diatas, saya berkesempatan menjajalnya pada medio Agustus lalu.

Dibanding Nissan Grand Livina yang terparkir di rumah, varian terbaru ini memiliki perbedaan desain eksterior cukup signifikan pada bagian depan dan belakang. Di bagian depan, kap mesin dibuat lebih kekar dan menggelembung. Sementara di bagian belakang perubahan signifikan, perubahan paling mencolok adalah desain lampu belakang yang menganut model horisontal. Implikasinya sebagian lampu belakang berada di bagian pintu tailgate.
Dari pengalaman saya mengendarainya dan komentar beberapa orang yang saya temui, Nissan Grand Livina merupakan pilihan ideal bagi keluarga muda yang menginginkan model kendaraan low MPV yang nyaman dan irit.
Berikut dua kelebihan Nissan Grand Livina XV CVT dibanding generasi sebelumnya:


Sementara untuk catatan kelemahan, saya hanya bisa menemukan satu hal sebagai berikut:
1. Desain atap di bagian eskterior lebih menyerupai van atau wagon dibanding sebuah mobil keluarga, karena posisinya agak rendah dan rata.
Demikian hasil test drive kali ini, semoga dapat menjadi literasi bermanfaat bagi Anda yang tengah menimbang – nimbang membeli model kendaraan low MPV.
(Perbatasan Depok – Bogor, 29 September 2013)
Pak klu untuk GL 2014 XV 1.5 matic ..oli transmisi maticnya harus ganti sampai brpa Km ?? Dan untuk flas sekitar berpa harganya ? Dan untuk oli apa ygyaa bagus nyaman untuk GL saya ?? Terimakasih
Dear, Pak Ariadi Dewanto
Menurut saya cara termudah untuk periode pergantian oli transmisi yah mengikuti agenda servis berkala yang resmi. Mengenai oli transmisi yang baik, saya juga mengikuti usulan bengkel resmi. Kemungkikan ada pilihan produk pelumas transmisi yang lebih baik, dan lebih mudah Anda dapatkan jika berdialog dengan pengalaman di teman – teman komunitas/klub Nissan GL. Kemarin, Rabu 8 Maret 2017, mungkin jadi hari terakhir saya pakai Nissan GL, sudah ada yang mau beli. Poin yang mau saya katakan adalah selama hampir 4 tahun pakai mobil ini, mobil ini enak, nyaman dan irit untuk perjalanan jauh sekalipun bersama keluarga. Dan tidak ada kendala yang berarti soal ketiga poin yang saya sampaikan itu. Meski saya agak kecewa dengan layanan purna jual Nissan, karena pada saat mobil ini pertama kali tiba di rumah saya, karet di pintu belakang kiri sudah kendor dan ada bunyi per berdecit di sandaran kursi penumpang yang sampai hari terakhir saya pakai tidak ada respon yang baik bahkan dari pihak APM meski saya sudah berkirim surat. Oh, sama akhir tahun lalu modul alarm-nya mulai ndak aktif padahal mobil ini. Eh, kok malah jadi gantian saya yang curhat yah… ok, Pak. Terima kasih sudah berkirim pesan. Sukses…
Pak saya mau beli mobil bekas antara grand livina 2010 atau izusu panther 2005. Menurut bapak lebih bagus mana grand livina atau panther ? Beri penjelasannya juga
Terima kasih
Kalau pendapat saya, kedua mobil ini beda karakter, Pak Abdul. Isuzu Panther bermesin diesel dan ground clearance (jarak terendah ke tanah) tinggi. Mesin diesel Isuzu panther sudah jadi rahasia umum ketangguhannya dan menjadi tulang punggung penjualan Isuzu di Indonesia sejak lama.
Ground Clearance tinggi lebih cocok dengan jalanan di Indonesia yang banyak jalanan rusak, polisi tidur dan genangan air saat hujan.
Meski demikian, untuk kenyamanan mengemudi menurut hemat saya (subyektif), Nissan Grand Livina lebih enak karena sistem kemudinya sudah EPS (Electric Power Steering) dan kedua suspensinya sudah menggunakan shockbreaker dan per, sementara Isuzu di roda belakang (kalau ndak salah) masih pakai per daun.
Isuzu Panther chassisnya model ladder on frame (rangka di atas chassis) jadi lebih pas sebagai kendaraan angkut orang dan barang. Sistem penggerak rodanya di belakang (RWD) jadi pas dijuluki raja tanjakan.
Nissan Grand Livina berpenggerak roda depan (FWD) dan chassis monokok (chassis dan rangka satu kesatuan layaknya mobil sedan modern).
Satu hal dari keduanya, IMHO, yang sama adalah konsumsi BBMnya yang irit, meski satunya pakai bensin dan satunya lagi pakai solar.
Demikian, semoga menambah referensi Pak Abdul.
Terima kasih sudah berkirim surel. Sukses selalu.
Mau nanya pak ini saya dari banyuwangi .saya mau beli mobil baru .pilih bertiga apa livina pak..solnya kata teman2 kalau livina itu di tahu akan kayak berat apa iya sperti itu..terimakasih
Ertiga enak, pak. Saya sih masih pakai grand livina sekarang. Mobilnya sih masih enak buat keluarga setelah 25 ribu km, cuma tenaganya kalau di tanjakan tidak bisa disentak gasnya, harus diayun supaya tidak ngelitik.
Halo om,
Saya tertarik dg All new GL X gear 7 seat cvt (dulu pemakai avanza 5+ thn saat ini pakai hatchback) , sempat baca di forum, agak khawatir dg suspensi nya yg tidak tahan lama, ada yg baru 40rb km udah bocor, bahkan ada yg baru setahun udah klaim shock absorber. Dan juga transmisi cuma 4 percepatan beda dg merk H yg lagi laku saat ini BR-V. Agak galau jadinya apa pilih ANG xGear atau BR-V (desain interior rasa mobilio) dari harga gak terpaut jauh, tapi saya kadung cinta pandangan pertama ke x gear :-). Bagaimana menurut om??
Halo, Pak Triari
Terima kasih sudah bertanya. Saya coba jawab singkat saja yah. GL menurut saya merupakan mobil keluarga yang nyaman dan enak buat seluruh penumpang (bahkan untuk perjalanan jauh), ACnya dingin dan bensinnya cukup irit. Kelemahannya mesin suka ngelitik kalau dihentak di tanjakan setelah 20.000 km, solusinya jangan hentak pedal gas kalau berakselerasi, ayun saja perlahan dan halus. Untuk suspensi, memang sayang saya dengar2 begitu, cuma saya rasa tergantung pemakaian dan kondisi jalan yang sering dihadapi. Untuk yang CVT sih sudah tidak 4-percepatan otomatis lagi, karena CVT.
Untuk Honda BR-V, jujur menurut saya modelnya gagah dan enak dilihat. Saya belum pernah mencobanya, tapi dari beberapa kali mengendarai model mobil Honda lainnya, enak dikendarai, kinerja suspensi enak untuk kondisi jalanan di Indonesia. Biaya perawatan berkala Honda (yg saya dengar2) di bawah Nissan, ini juga jadi nilai poin plus (tapi saya sarankan silakan cek kembali di bengkel resmi, minimal untuk 5 tahun pertama). Kelemahan, saya lihat building quality Honda dalam beberapa tahun terakhir untuk segmen di bawah Rp 250 juta mengalami penurunan kepresisian dan material serta desain interiornya kurang baik. Untuk lebih jelasnya mengenai BR-V, saya mengusulkan pak Triari bisa mengunjungi situs seorang teman namanya autonetmagz.com, di sana ada video review tentang BR-V.
Semoga bisa membantu jawaban ini. Terima kasih.
Selamat malam om,
Benar saya merasa merk H saat ini lebih mengejar fitur dan ekterior look ketimbang kualitas pengerjaan.. Banyak yg agak aneh setelah saya lihat Brv di mall, bahkan dg posisi duduk saya yg normal tidak biaa leluasa melihat kondisi depan mobil krn jok terlalu rendah. Yang saya pernah dengar akan ada facelift untuk Grand livina mengambil basis nissan note 2015 tapi kata pihak dealer yg saya tanya baru tahun depan. Wah jadi tambah galau deh.. Pengen nunggu GIIAS 2016 aja dulu kalo begitu siapa tau nanti ada pilihan lain spt Toyota Sienta, LMPV mitsubishi atau Nissan GL facelift..
Maaf, baru sempat balas, Pak Triari. Untuk mobil-mobil modern yang mengejar beban hambatan yang angin yang rendah (coefficient of drag) biasanya membuat pengemudi lebih sulit memantau kondisi di depan kendaraan. Istilah yang sering digunakan “streamline”. Siap, semoga bisa ketemu mobil yang paling pas dan cocok buat mengisi garasi rumah Pak Triari 🙂 (y) Salam…
Malam Pak, saya mohon petuah untuk menentukan pilihan yang tepat untuk memilih antara All new GL XV atau Spin Active. GL saya pernah 2x pakai baik yang manual maupun yang matic. So far cukup puas hanya saja dengan kilometer diatas 40K mesin mulai ngelitik walaupun sudah memakai RON 92, beberapa kali sudah dicarbon clean tapi kemudian muncul lagi. Nah seri yang baru kan khabarnya sudah dual injection dan CVT apakah gejala ini masih ada ? . Saya kemudian mencoba Spin Activ, saya cukup puas dengan suasana cabin yang menurut saya lebih senyap ketimbang GL. Pertanyaan saya apakah benar FC Spin ini cukup boros dibading GL Matic ? Terima kasih atas petuahnya
Pagi, Pak.
Untuk GL iya memang ngelitik, tapi saya punya sedikit clue dan pengalaman untuk mentaktisinya. Kalau pedal gas disentak memang knocking tapi kalau diayun belum terjadi sih.
Untuk tipe GL baru yang sudah dual injection dan CVT, saya pernah menguji unit tes baru APM sekitar 3 hari, tapi belum bisa berkesimpulan. Mungkin bisa masuk ke forum2 pengguna GL baru. Demikian pula dengan konsumsi BBM Spin, bisa ditanyakan di forum pengguna, mungkin di Kaskus.
Pengalaman saya akhir tahun 2014 saat lintas Jakarta – Bali, GL AT (2012) bisa tembus 1:14 atau 1:15 bahkan sempat tembus 1:19 dengan metode fuel to fuel, tapi hal ini saya pikir sangat tergantung kondisi jalan dan karakter mengemudi.
Semoga bisa menjawab, Pak.
Pak saya mw bertanya mengenai maslh mbl spin chevrolet , saya beserta keluarga mw ambil mbl tsb, namun d sela2 waktu kami mw panjar terdengar isu bahwasanya spin tsb adalah prodk gagal , namun stlh saya cek d media sosial ternyata tdk ad perkataan bhwsanya spin adalah produk gagal, namun stlh saya vek d media sosial GMI sdh ttp produksi, kami jadi bimbamg utk ambil mbl tsb. d karnkn pabriknya sdh ttp, jd mnrt bpk gmn ke dpnnya jika mbl it d ambil ya pak mhon bantuan sharingnya pak….
Secara kualitas produk, Spin menurut saya bukanlah produk gagal, pak. Saya sempat diajak kunjungan pabrik, waktu di masa2 awal produksi di pabrik GM di Bekasi. Bahkan para pekerjanya, sepengetahuan saya direkrut dari perusahaan yang memproduksi si kembar yang terlaris itu.
Secara kualitas produk, misalnya ketebalan material bodi Spin lebih baik daripada si kembar.
Namun secara pemasaran, Spin gagal memenuhi ekspektasi penjualan dan persaingan dengan di pasar low MPV, karena persaingan dan daya beli konsumen di segmen ini masih lebih mempertimbangkan nama besar merek dan (pemikiran) nilai jual kembali.
Padahal menurut saya, beli mobil apapun (mayoritas) adalah produk yang pasti mengalami depresiasi (nilai penyusutan), jadi mestinya beli mobil bukan mempertimbangkan sekedar merek dan nilai jual kembali, tapi faktor kenyamanan, keamanan dan keselamatan harus turut diperhitungkan sebagai prioritas.
Yang menjadi kekhawatiran ttg Spin adalah ketersediaan dan harga suku cadang (khususnya slow moving spare part) yang tidak lagi mudah, tapi itu juga baru dugaan. Saran saya, baiknya bapak masuk ke forum2 pengguna Spin untuk mengetahui hal ini.
Semoga menjawab. Terima kasih.
pak saya mw nny, say beserta keluarga mw beli mobil spin chevrolet namun pada saat mw d byr DP ada yg mengatakn bhwasanya mbl spin it produk gagal, namun setlh saya cek d media sosial tdk ad tertera bhwasnya spin it produk gagal, tapi malah saya lht GMI telh ttp produksi utk chevrolet, it gmn ya pak utk le dpnnya apkh jika saya ambil akan mendptkn dampak ke dpnnya d karekn pabrik nya sdh ttp atau tidak, mohon bantuan sharing nya ya pak….
Pengen meminang all new grand livina..
Tp yg aneh sy liat spek grand livina dng all new grand livina, Ground clearancemya kok turun ya dari 185 menjadi 175?
Ada triknya ndak pak supaya Ground Clearancenya (GC) naik?
Kalo pake peleknya XGear yg 16 inch bisa naekin GC kali ya?
Btw sering ngalamaun body bawah ngegrasuk kyk naek sedan ndak Pak?
Perubahan ban dan veleg tentu bisa mengubah ukuran ground clearance, Pak Reiz.
Kalau mau ground clearance yang lebih tinggi, sekitar 20cm yah pilihannya mudah di segmen compact SUV, Pak.
Berikut link tulisan saya yang mungkin bisa membantu… http://mobilinanews.com/post/panduan-membeli-compact-suv-yang-nyaman–aman/
Pak mau tanya perbandingan harga,kenyamanan,perawatan,kelebihan dan kekurangan antara chevrolet spin activ dengan ford ecosport Trend A/T
Mohon pencerahannya. Trims
Pagi, Pak Yanto.
Terima kasih atas pertanyaannya, tapi sesuai kapasitas pengalaman yang saya miliki, agaknya tidak semua pertanyaan Bapak bisa saya jawab. Keduanya agak berbeda segmen, Spin di segmen mobil keluarga, sementara EcoSPort lebih pada segmen jip compact. Jadi lebih kepada yang mana kebutuhan pak Yanto terhadap kebutuhan kendaraan.
Sore Pa, maaf mengganggu aktifitasnyaz kalau evalia xv matic utk konsumsi bbmnya kira kira berapa ya, karena ada rencana ganti dari gl 1.8 nya ke evalia. Terimakasih atas perhatianya.
Terimakasih atas infonya Pa, ada satu lagi yg lupa mau saya tanya Pa, untuk fungsi o/d on atau off kapan waktu yang tepat harus difungsikan, dan apa pengaruhnya ke masalah irit BBM nya. Terimakasih banyak Pa mudah mudahan Bapak sekeluarga sehat selalu, amib
Malam Pa, saya baru 2 bulan pakai GL 1.8 XV matic, mohon pendapat dan saranya, saya pakai untuk operasional harian, untuk konsumsi BBM nya hanya 1:6 s/d 1:7 utk luar kota hanya 1:8, kondisi mesin sdh tune up, saya pakai premium, pertanyaanya, apa penyebab borosnya (perilaku mengendara sdh sebaik mungkin) apa ada jaminan dg pertamax akan lebih irit. Apa hanya GL yg 1.5 saja yg irit. Terimakasih
Selamat pagi, Pak Yudi. Maaf, baru sempat balas. Untuk GL 1.8L, menurut saya mungkin maksimal bisa sampai sekitar 1:8/1:9 untuk dalam kota, dan 1:10/1:11 untuk luar kota. Ini hanya asumsi saya, jika mengacu pada mobil 2.000cc yang biasa saya uji.
Mengenai konsumsi BBM memang juga banyak dipengaruhi beberapa hal, di antaranya perilaku mengemudi, kondisi cuaca dan jalanan (rusak dan tanjakan). Untuk perilaku mengemudi, cara mengemudi dengan teknik pengereman dan gas yang spontan/menyentak logikanya akan lebih boros dibanding teknik pengereman dan gas yang mengayun.
Sedikit berbagi pengalaman, saya biasanya barusaha menjaga putaran mesin maks. 2.000 rpm jika ingin konsumsi BBM bisa lebih irit.
Semoga bermanfaat, pak Yudi.
ikutan nimbrung ya… Kalau saya pakai Chevrolet Spin LS 1.5 M/T. Body kokoh, dan mantap dibawa saat berkecepatan tinggi. Pernah coba 140km/jam sama sekali nggak limbung. Tarikannya juga mantap.
Mobil saya tahun 2014 akhir, untuk buka tanki bensin sudah bisa dilakukan dari dalam, jadi tidak perlu turun kalau mau isi bensin. Kalau jendela masih tetap belum otomatis naik (masih harus dipencet atau ditarik terus). Tapi ada sisi amannya juga lho… kalau bawa anak kecil yang suka menjulurkan tangan atau kepala di jendela jadi mengurangi risiko terjepit akibat kaca jendela yang naik sendiri secara otomatis.
Joknya sendiri banyak yang bilang keras. Waktu awal coba memang terasa lebih keras dari mobil ibu saya yang Xenia Deluxe 2012. Tapi perjalanan jauh di dalam Spin malah terasa nyaman. Badan nggak pegal-pegal seperti duduk di jok Xenia yang lebih empuk.
Untuk AC, hanya Spin yang punya AC sampai baris ketiga. Jadi duduk di belakangpun tetap terasa sejuk dan nyaman.
Kalau Livina saya belum pernah coba sama sekali jadi nggak bisa komen apa-apa, hehe..
Siap, Bu Desi. Terima kasih sudah berbagi informasi soal Chevrolet Spin. Sekedar berbagi cerita, mantan presiden direktur PT General Motors Indonesia Mr. Michael Dunne adalah mantan boss saya di perusahaan sebelum beliau gabung di Chevrolet Indonesia tahun 2013. Sedikit banyak waktu beliau mau gabung di GMI, saya menyampaikan beberapa hal yang harus disempurnakan di Chevrolet Spin. Ternyata (mungkin) ide itu didengar… heheheh. Salam sukses selalu yah.
CHEVROLET BIG DEAL SPESIAL PROMO,TDP MINIM ATAU ANGSURAN MURAH
MORE INFO HUB 097870715903(WA)/081298063044
salam kenal bpk..
saya pgn beli mobil,tp masih bingung mau pilih yg mn??
sebenarnya saya pgn gl,tp saya baca d internet dan denger
dr temen2.gl tu g kuat d tanjakan dan jok baris k 3sempit
yg saya mau tanyakan klo gl di naikin 6 penumpang masih
kuat kah untuk nanjak d jalur sperti nanggrek?trus d jok baris 3
apa masih lega untuk penumpang yg tinggiya 160an
mohon pencerahanya gan.ma kasih
Salam kenal juga, bapak. Memang kalau dibandingkan mobil berpenggerak roda belakang (Avanza dan Xenia), penggerak roda depan kalah daya dorong (spt GL, Ertiga, Mobilio). Hanya saja pengalaman saya melintasi Nagreg dengan GL matik (konvensional, belum yang CVT), tetap bisa nanjak. Kuncinya pintar memainkan momentum low gear (posisi tuas 2 dan 1), sebelum dikembalikan ke posisi D ketika mobil sudah dalam posisi jalan cenderung mendatar. Mengenai jok baris ketiga keluar kota, belum pernah saya coba. Tapi kalau untuk dalam kota, 160 cm untuk dua orang dewasa masih cukup/muat. Semoga bisa menjawab.
terimakasih atas masukannya pak
pak, saya galau mau mengganti mobil saya , bingung antara avanza veloz atau grand livina. Sebelumnya saya pakai avanza type S 1.5 tahun 2008, mohon pencerahannya pak. nuwun
Terima kasih atas pertanyaannya, Pak. Saya coba menjawab yah. Secara umum, kalau pertimbangannya brand dan nilai jual kembali Toyota Avanza sedikit lebih tinggi. Tapi kalau pertimbangannya kenyamanan berkendara dan keamanan menurut saya Grand Livina lebih baik. Argumentasinya struktur rangka, kinerja kaki-kaki dan AC Grand Livina lebih baik dibanding Avanza Veloz. Semoga membantu. Terima kasih.
Grand Livina lah…
malam bang jbkderry, saya berniat meminang mobil baru bulan depan, rencananya saya mau ambil Nissan, hanya saja saya masih bingung mau milih type HWS atau X-Gear, mohon dibantu ulasannya agar saya lebih mantap dalam memilih
Malam. Setahu X-Gear peruntukannya dulu untuk lima penumpang (5-seater), tapi saat ini saya dengar PT Nissan menyediakan versi 7-penumpang (7-seater). Untuk pilihan kebutuhan keluarga, saya pikir tipe HWS lebih pas. Tapi kalau ingin lebih stylish rasanya X-Gear lebih tepat. Semoga membantu.
Yth Pak jbkderry
Mengapa harga purna jual mobil chevrolet tdk bagus? Sy berniat membeli Cptiva tetapi jadi maju mundur krn hal tsb. Mohon keterangannya pak. Terima kasih salam.
Selamat malam, pak
Mengapa harga mobil Chevy kurang baik? Menurut pendapat saya, karena masih berkembang trend brand minded pada masyarakat yang mempengaruhi situasi pasar mobil bekas. Padahal tidak selamanya mobil yang harga jual kembalinya baik itu nyaman dan enak selama dikendarai. Belum lagi terkadang, meski harga jual kembalinya baik, harga perawatan berkala dan perbaikannya tinggi. Sebenarnya hal ini bisa dikembalikan pada beberapa pertimbangan, apakah kita berniat membeli mobil karena faktor kenyamanan atau karena faktor ingin menjual kembali. Semoga dapat menjawab.
Malam pak…terima kasih untuk jawabannya. Akhirnya kita hrs putuskan dg segala risiko. Salam
Siap, pak. Maaf, baru sempat balas dan buka blog lagi. Salam buat keluarga.
Pak, beli mobil aja belum udah mikirin jual, hihihi… maap pak, bercanda yaa.. Kalau menurut saya sih sebaiknya pilih yang paling membuat bapak nyaman dalam mengendarai, termasuk aftersales service, biaya perawatan, dan ketersediaan suku cadangnya. Kalau sudah puas pakai rasanya harga jual nggak penting lagi…
Pak, saya baru membeli GL HWS Autech 2014. Saya merasakan kabinnya sangat berisik apalagi kalau jalannya jelek. Suara dengungan ban jelas sekali terdengar. Apakah semua GL begitu . Dan apakah pemasangan peredam dapat mengatasi masalah ini.
Kalau kabin berisik karena suara ban, saya juga pernah alami. Tapi kemudian yg saya rasakan setelah hampir 2 tahun pemakaian, itu tergantung dari tipe aspal yg dilewati. Waktu ke Puncak beberapa waktu lalu, menjelang masuk Ciawi, kecepatan 80 km/jam, suara ban masuk ke mobil. Tapi di lain waktu, seperti saat saya membalas surat Anda ini, saya dalam perjalanan touring dari Jakarta ke Bali dengan anak istri, beberapa kali mobil tembus 120 – 130 km/jam, kabin tetap tenang. Hal yg saya kritisi dari Nissan GL adalah pemasangan karet2 pintu yang tidak sepresisi dan serapih kendaraan Ford, seperti EcoSport dan New Fiesta EcoBoost. Untuk penambahan peredam, mungkin ada baiknya konsultasi terlebih dahulu dengan Kabeng atau SA di bengkel Nissan terdekat dari tempat Anda. Semoga membantu.
Selamat Malam pak….mohon pencerahannya antara livina x gear atau ford ecosport?…Makasih sebelumnya….
Terima kasih atas pertanyaannya, Ibu Agutina. Pilihan yang menarik, tapi secara karakter agak berbeda. livina x gear masuk dalam kategori hatchback (sedan tanpa buntut), sementara ecosport adalah compact SUV. Untuk kenyamanan berkendara, menurut pangalaman saya mengendarainya, keduanya sama” enak dikendarai. soal kualitas rancang kendaraan keduanya sama” baik (tapi mungkin kualitas finishing Ford agak lebih baik). Soal biaya perawatan berkala (3 – 5 tahun pertama pemakaian), ada baiknya ibu bisa minta perbandingan dari masing – masing dealer sebelum memutuskan membeli yang mana. soal jaringan layanan purna jual, Nissan mungkin agak lebih luas jaringannya, jadi kalau melakukan perjalanan ke luar kota, relatif lebih banyak. soal nilai jual kembali agaknya brand Jepang masih sedikit sulit tersaingi oleh brand dari negara lain di Indonesia. Demikian sementara, bu. Semoga bisa menjawab.
Mhn pencerahannya gan. Lbh baik pilih GL HWS Autech atau Chevy Orlando? Matur nuwun
terima kasih atas emailnya, ibu Atika Dian. Maaf, atas responnya yang agak lambat. Ada banyak perspektif yang bisa dijadikan referensi terkait pertanyaan ibu.
Dari sudut kenyamanan, saya memang belum pernah mengendarai Chevy Orlando, namun menurut pengalaman saya mengendarai beberapa model mobil Chevy yang lain, menurut saya mobil – mobil Chevy saat ini termasuk fun to drive.
Dari segi biaya perawatan berkala, setahu saya saat ini pihak APM Chevrolet membuat biaya perawatan berkala yang lebih terjangkau untuk memikat hati konsumen. Sebaiknya ibu mengecek dan meminta biaya perawatan berkala dari masing – masing dealer terdekat sebagai perbandingan lebih lanjut.
Dari segi jaringan pelayanan purna jual, nampaknya Nissan memiliki wilayah jaringan dealer dan bengkel resmi lebih luas.
Dari segi performa, Chevy Orlando yang dibekali mesin 1,8-liter tentu lebih digjaya dibanding Nissan GL yang bermesin 1,5 liter.
Dari segi dimensi dan kelapangan ruang, Chevy Orlando memiliki ukuran yang lebih besar dibanding Nissan GL, sehingga faktor kelegaan ruang notabene lebih lapang.
Dari segi konsumsi BBM, kembali kepada cara dan teknis pengendaraan masing – masing. Meski Chevy Orlando berkapasitas mesin lebih besar, demikian bodinya juga, perlu pengujian lebih lanjut untuk mengetahui perbanding rill konsumesi keduanya, baik di rute kota, tol, atau kombinasi (kota – tol). Ada baiknya ibu mencari tahu dari media – media otomotif ternama di Indonesia yang pernah melakukan pengujian kedua kendaraan, seperti autobild indonesia, majalah mobil motor, tabloid otomotif atau majalah AutoCar Indonesia.
Dari segi nilai jual kembali, Nissan GL lebih terbukti nilai jual kembalinya yang konstan di pasar mobil bekas.
Semoga bermanfaat dan membantu.
Cukup informatif ulasannya…tp sy pernah baca kalo nissan GL pernah ada yang terbakar seperti nissan juke.
kebetulan saya sedang melirik All new nissan GL, Mohon gan pencerahannya…
trimakasih..
Terima kasih atas suratnya, gan Echo. Sepengetahuan saya memiliki dan mengendarai Nissan GL sejauh ini enak dan cukup irit BBM, meski mungkin biaya perawatan berkala sedikit lebih mahal (mungkin) dibanding beberapa rivalnya. Untuk ukuran mobil keluarga, Nissan GL enak, kabinnya pulang lapang dan nyaman untuk ukuran kendaraan sekelasnya.
untuk problem yg pernah terbakar mungkin ada info gan kenapanya…? atau untuk problem yang sering muncul secara tecnicalnya sepengalaman agan…?
kalau problem terbakar, saya belum tahu, gan. Tapi bukan hanya kendaraan Nissan yang pernah terbakar di Indonesia, merek lain seperti BMW dan Honda juga pernah mengalami. Mestinya sih kalau ikut jadwal perawatan resmi berkala sesuai anjuran, dan bisa berkendara dengan baik, potensi insiden seperti kebakaran tentu bisa lebih ditekan semaksimal mungkin.
Sekedar berbagi informasi, sebulan yang lalu saya beli livina x gear dengan tahun perakitan 2013, untuk model all new x gear ( terbaru ), pas kebetulan ada penawaran dari salesnya dan saya mendapat potongan harga 40 juta dari harga 206 jt menjadi 166 jt. Selain itu saya juga mendapatkan kaca depan vkool. Untuk kenyamanan bagus dan konsumsi bbm nya lumayan irit.
overall sangat puas dengan livina x-gear nya
Setuju, Aan. Untuk VIN (Vehicle Identification Number) atau juga dikenal dengan istilah ‘nomor rangka’ tahun sebelumnya saat ini umumnya dibanderol dengan paket harga diskon yang memikat/menarik. Terima kasih atas infonya, Aan. Selamat berakhir pekan, semoga menyenangkan, salam buat keluarga.
Halo Pak Aan..salam..
Wah gede juga yah diskonnya bisa sampai 40 juta..kalo boleh tau apakah bapak domisili di Jakarta? Saya kebetulan minggu lalu ke dealer Nissan liat unit X Gear dan hanya ditawarkan diskon 16 juta saja. Grand Livina XV diskonnya sampai 25 juta. Makanya saya lagi ngarep siapa tau diskon di bulan Sept (pas ada IIMS 2014) diskonnya bisa gede lagi dari bulan agustus 😀
Saya berencana beli Livina SV atau Ertiga GL…bingung banget karna harganya (setelah diskon) betul2 beda dibawah 2 juta 😀
Sore, pak Atto. Sudah dicek kah itu diskon itu VIN tahun berapa? Pak Aan, kalau gak salah dapat diskon gede, karena masih VIN 2013.
Dear pak jbkderry,
Pak mw nany kalo untuk mobil panther grand touring kelemahan dan kelebihannya bagaimana yaa? Thanks,
Pagi, pak Wanto.
Terima kasih telah bertanya. Secara jujur, saya belum pernah mengemudikan Isuzu Panther Grand Touring, namun berikut sebuah link yang mungkin bisa menjawab kebutuhan informasi yang pak Wanto inginkan http://hargaisuzupanther.blogspot.com/2014/03/kelebihan-dan-kekurangan-mobil-isuzu.html
Semoga bermanfaat. Terima kasih.
saya udah test drive mobilio,ertiga,grand livina,spin,avanza veloz dan xenia..tapi dari semuanya saya pilih spin 1.5 Ltz,dari kekuatan saya tempuh 150km/jam mobil tetap stabil tanpa goyah,ertiga kecepan 100 aja aroma mesin masuk kedalam,untuk konsumsi bahan bakar yang saya pakai 1:17 jauh lebih hemat dari kompetiter lain dan juga untuk ketebalan body..kecanggihan mesin diatas dual VVTI dan sudah DOHC,rem ABS EBD,untuk tangki bahan bakar itu bukan kelemahan mas,itulah yang dinamakan STANDAR EROPA,kita prang indonesia dibodohin sama orang jepang dengan buka tangki dari dalam mobil dan mobil masih menyala,padahal dijepang semua mobil mati saat mengisi bahan bakar silahkan di cek di INTERNET,,orang jepang membaca kemalasan orang indo menjadi peluang manis untuk produknya, ingat,saat mengisi bahan bakar dengan mobil dalam keadaan menyala bisa mengakibatkan bencana,apalagi mobil anda INJEKSI..terimakasih.
Terima kasih masukannya, pak Naim. Soal konsumsi BBM itu dipengaruhi banyak hal; gaya mengemudi, kondisi rute yang dilalui, cuaca, waktu pengujian dan situasi lalu lintas juga. Soal pilihan Anda tidak ada yang salah, dan saya mendukung tanpa harus menyetujui, bukan…hehehehe… Soal standar Eropa, seingat saya bukan hanya mobil Jepang di tanah air yang membuka tangki dari dalam mobil. Untuk mesin harus mati saat pengujian, ya, itu memang prosedur keselamatan. Saya hampir selalu isi BBM di SPBU Shell menggunakan RON Oktan 92, dan petugasnya selalu mengingatkan untuk mematikan mesin, meski alhamdulillah saya sudah selalu mematikan mesin duluan. Seingat saya di SPBU Pertamina hal ini juga sudah diingatkan oleh petugasnya. Meski mendukung keselamatan, hal ini mungkin kembali soal pilihan. Saya hanya berpikir jika pintu dibiarkan terbuka dan kita keluar dari mobil (untuk kasus di Indonesia) mungkin agak berbahaya dari ulah tangan – tangan jahil. Dan alhamdulillah, akses internet di rumah saya cukup cepat untuk menggali informasi. Terima kasih juga yah, sudah mau mampir dan berbagi. Salam sukses selalu.
salam baladika biru merah bang
kalau new grand livina XV manual di bandingkan dengan mobilio E manual untuk jalan perkotaan di Kalimantan selatan (Banjarmasin) mana yang lebih cocok bang..?
untuk jalan perkotaan di Kalimantan selatan (Banjarmasin) mana yang lebih cocok bang tipe mobil manual atau otomatis ..?
Salam biru merah, brader Syarif. Pertama secara karakter mobil, keduanya (GL dan Mobilio) menganut sistem penggerak roda depan, berbeda dengan Avanza/Xenia yang menganut penggerak roda belakang. Untuk kebutuhan perkotaan yang ramai dan kenyamanan berkendara, serta konsumsi BBM secara umum, baik Mobilio dan GL lebih pas dibanding dua nama tadi yang saya sebut. Saya tidak paham situasi lalu lintas di Banjarmasin, apakah sudah macet poll seperti kota” besar lainnya, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makassar. Jika “iya” rasanya transmisi otomatis lebih pas, karena tidak capek untuk pindah” gigi. Sekedar informasi, saya sendiri menggunakan GL transmisi matik. Nah, kalau mana yang lebih baik, itu kembali soal selera. Saya sendiri selama 13 tahun jadi Jurnalis di bidang otomotif, merasa kenyamanan berkendara Nissan lebih nyaman dibanding Honda. Begitu pula dengan soal urusan desain kendaraan, saya lebih suka Nissan. Namun ini tentu kembali lagi ini soal subyektivitas dan selera masing – masing. Saran saya, coba datangi masing – masing dealer, dan minta kesempatan test drive sekaligus mempelajari fitur – fitur yang ada pada masing – masing kendaraan. Semoga bermanfaat. Salam Biru Merah, jabat erat.
Kalau kita bandingkan GL dengan Ertiga gimana mas?
Terima kasih atas pertanyaannya yang singkat, tapi pasti berat jawabannya, pak Fendi. Menurut saya secara general, keduanya setipe, yaitu low MPV berpenggerak roda depan. Khusus soal GL 1.5, saya pernah menguji tahun 2007 waktu pertama kali keluar, dan tahun 2012. Saya tidak tahu pasti penjelasan teknikalnya, apakah rasio kompresi mesinnya dinaikkan atau ECUnya di-remapping, yang jelas perbedaan yang saya rasakan pada pengujian tahun 2012, tenaga mesinnya tidak kedodoran seperti pengujian 2007 pada saat diajak berakselerasi. Dan kebetulan saya juga pengguna GL 1.5 AT. Tentang Ertiga, saya belum pernah mengujinya secara langsung, hanya sebagai penumpang. Namun menurut teman yang mengemudikan, Ertiga senyaman sedan. Buat rumah yang garasinya terbatas, Ertiga lebih valuable, karena panjangnya “hanya” 4,2an meter, sementara GL 1.5 di 4,4an meter. Untuk kehandalan mesin, saya pikir keduanya punya kelebihan masing – masing. Ertiga pake mesin 1,4-liter sama seperti Swift, dengan tenaga maks 95 ps/6000 rpm dan torsi 130 Nm/4000 rpm, sementara GL 1.5-l memiliki tenaga maks 109 ps / 5600 rpm dan torsi maks 143 Nm/4000. Meski kalah tenaga, namun bobot Ertiga kurang dari 1.200 kg, sementara GL di kisaran 1.220 – 1.260 kg, jadi secara performa real tidak terpaut jauh. Hanya saja saya belum pernah mencoba Ertiga di tanjakan, sementara saya sendiri merupakan pengguna GL 1.5 AT 2012 yang beberapa kali melewati rute Nagrek dalam keadaan stop and go. Hasilnya di posisi transmisi low gear, mobil masih cukup akseleratif, meski tentu tidak sehandal mobil” berpenggerak roda belakang seperti duet Avanza dan Xenia. Perbedaan yang lain yang saya tahu, Ertiga sudah pakai AC double blower, sementara GL meskpin belum, namun outlet/kisi-kisi AC di antara kursi depan masih cukup menghembuskan udara dingin ke penumpang baris kedua dan ketiga. Indikatornya mudah, anak – anak saya semuanya AC freak yang gampang keringatan, namun tidak pernah mengeluh saat berada di kursi baris ketiga. Keluhan soal GL paling ground clearance yang lebih rendah 10 mm (175 mm vs 185 mm) dibanding Ertiga, meski ini di atas kertas membuat mobil lebih stabil untuk dipacu, karena center of gravity-nya lebih rendah. Untuk konsumsi bensin, saya pikir beda” tipis saja tergantung karakter pengemudinya. GL saya sendiri sendiri di kisaran 12 – 14 km/liter. Semoga bermanfaat, pak Fendi.
Terima kasih mas, cukup bingung nih..lagi pilih2 ertiga atau GL soalnya hehe
Maaf, baru sempat balas lagi, pak Fendi. Saya coba membantu memberikan gambaran lagi, semoga bermanfaat. Kalau garasi rumah Anda terbatas atau kecil, sebaiknya pilih Ertiga, kalau garasi Anda cukup luas, panjang garasi lebih dari 4,5 meter, maka GL pas juga dijadikan pilihan. Kalau urusan harga, rasanya hampir” mirip, GL walaupun agak mahal, tapi bisa lobby diskon ke sales di dealernya. Kalau urusan biaya perawatan, mungkin Nissan lebih mahal dibanding Suzuki (untuk lebih jelasnya ada baiknya pak Fendi tanyakan lebih lanjut ke kedua sales masing masing dealer dimana pak Fendi ingin bertransaksi nantinya). Untuk kenyamanan mungkin setara, tapi saya pribadi tentu lebih pilih GL sebagai penggunanya. Untuk bensin, setahu saya sama” irit.
@Willing
Grand Livina mobil bagus pak…meski sudah dipake lebih dari 5 tahun, mesin tetep haluus..AC dingin…tapi harga grand livina yang paling murah (versi terendah) sama dengan harga Ava**a yang versi menengah, atau Xe**a yang versi tertinggi…jadi menurut saya Grand Livina kelasnya memang beda pak…di atas kedua mobil tersebut…Hal lainnya, grand livina berpenggerak roda depan an umumnya mobil berpenggerak roda depan tidak sekuat (bukan tidak kuat, lho!!) mobil berpenggerak roda belakang macam si kembar itu…Lainnya lagi, Grand Livina basicnya sedan sehingga ground clearence nya rendah, sementara banyak jalan-jalan yang mungkin butuh ground clearence tinggi spr si kembar…itulah mengapa nyetir grand livina jauh lebih nyaman dibandingkan dengan si kembar, termasuk kestabilannya pada kecepatan tinggi…lainnya lagi, meski spare part Grand Livina juga lumayan banyak yang jual, namun tetap saja lebih banyak si kembar…
Jadi memang kelasnya lain pak…Grand Livina menurut saya lebih eksklusif dibandingkan si kembar…saya sendiri pasti milih Grand Livina dibanding si kembar…apalagi skrg banyak taxi pake si kembar…
saya heran kenapa grand livina peminatnya kurang padahal menurut saya mobil ini banyak memiliki kelebihan dibanding si kembar siam avan dan xeni
harganya lumayan… karena livina sih kelasnya sedikit di atas LMPV kali ya… dan mindset kebanyakan orang kita, kalo beli mobil janganjauh2 dari Toyota, hahaha
org bosan lihat tampang GL sudah lama ngak diubah2
Jadi tambah bingung,saya pengennya spin diesel,dengan torsi besar kayaknya cocok dengan tipikal mengemudi saya yang jarang bejek gas,dan kalo jarum speedo menyentuh angka 100 langsung lepas gas,istri maunya terios gc tinggi,dan yang penting bukan avanza lagi,kalo ga ada titik temu kemungkinan bisa pindah ke all new gl klo cash backnya gede he he,selama ini pemakaian mobil tidak untuk harian,max 3000km/th,2Xganti oli,sekarang masih pakai avg,ga tahan goyangannya,tapi irit 100rb premium bisa jkt – timur bekasi 2X pp,worth the money banged yak…
duuuhh bingung jadi pilih chavy apa GL niiihh…..harga mau pada naik lagiiii…..pencerahaaaaannnn
Dear, pak Irvan. Sebenarnya ini kembali ke soal selera. Chevy Spin tentu saja mobil yang bagus, karena itu pihak General Motors berani menanamkan investasi sangat besar untuk bermain di segmen market mobil baru terbesar di Indonesia, low MPV. Secara sensasi dan kenyamanan berkendara, kinerja kaki – kaki, handling Chevy Spin menurut saya bisa bersaing dengan mobil – mobil asal Jepang di kelasnya. Desainnya pun modern, bahkan saat berkunjung ke pabrik GMI pada tahun 2013, ketebalan material bodi Chevy Spin disebut lebih tebal dibanding Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Tantangan pemilik Chevy Spin mungkin lebih terletak pada faktor eksternal dari kualitas kendaraan itu sendiri, yakni mengenai jaringan layanan purna jual yang tentu belum seluas brand Jepang (Toyota, Daihatsu, Suzuki dan Nissan), serta resale value atau nilai jual kembali. Meski demikian ini lagi – lagi bukan nilai negatif yang absolut menurut saya. Pertimbangannya, pihak GMI tentu akan memperluas jaringan purna jualnya seiringi pertumbuhan minat konsumen terhadap Chevy Spin. Pun demikian dengan resale value. Sepengetahuan saya, jika kendaraan itu enak dan memuaskan penggunanya secara umum, biasanya nilai jual kembalinya cukup terjaga, apapun mereknya.
Bagaimana dengan GL? Dibanding para rivalnya, kelapangan ruang, kenyamanan mengemudi, kenyamanan penumpang, irit BBM, cukup rendah biaya perawatan, Nissan GL layak diadu. Satu hal lainnya, menurut pengalaman saya secara umum, dibanding brand Jepang, kualitas kenyamanan mengemudi dari produk Nissan paling mendekati produk Jerman. Setidaknya ini menurut saya, semoga membantu. Oh iya, Beberapa hari lalu, saya juga sempat berbincang dengan seorang sales Nissan, dimana diskon GL saat ini cukup besar.
saya pemakai grand livina,kelemahan terasa waktu tanjakan aja agak kurang kuat,barangkali tariakan depan mungkin
Selamat sore, pak Yunasri. Boleh tahu GLnya menggunakan tipe transmisi apa, manual atau matik? Kebetulan saya juga menggunakan GL AT 2013:) Menurut saya tenaga GL normal” saja. Hal ini saya sudah buktikan beberapa kali di jalur Nagrek, Puncak. Memang tidak sekuat mobil keluarga yang berpenggerak roda belakang, seperti Avanza dan Xenia, namun untuk urusan kenyamanan mengemudi, handling, kestabilan saat melaju, dan yang terpenting Nissan sudah menerapkan teknologi chassis “Safety Shield”. Ini penting dalam proteksi penumpang di dalam kabin, saat terjadi benturan.
Kembali ke soal urusan di tanjakan, menurut saya kembali di momentum. Pada transmisi matik seperti di mobil saya, saya posisikan tuas transmisi di posisi gigi “2” pada kondisi tanjakan namun untuk mendapat momentum akselerasi di putaran mesin rendah/sedang. Sedangkan jika dalam keadaan stop and go di tanjakan ekstrim, saya posisikan tuas ke gigi “1”. Hasilnya mobil tetap dapat merambat di putaran mesin maks. 2000 rpm. Hal ini saya sengaja lakukan untuk efisien dalam konsumsi BBM kendaraan.
Satu hal lagi, dalam logika teknikal yang saya pahami (mohon maaf jika keliru), mobil berpenggerak roda belakang memang lebih kuat di tanjakan, namun potensi power of loss-nya (tenaga yang hilang) lebih tinggi. Implikasinya ke soal keiritan BBM.
Mudah”an bermanfaat.