Sirkuit Brno (Czech Republic) hari Minggu 25 Agustus 2013 menjadi saksi pertarungan tiga ksatria terbaik di muka bumi dalam hal memacu motor. Meski tidak satupun dari ketiganya yang start di grid terdepan, namun pandangan mata penduduk dunia mayoritas tertuju kepada ketiga orang ini; Marc Marquez, Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo.
Asumsinya sederhana, ketiganya merupakan kontender terkuat perengkuh gelar juara dunia MotoGP 2013.
Aku ingat sempat untuk sekian lama tidak suka dengan negeri ini, tapi itu dulu. Setelah menikah, berkeluarga dan punya anak – anak, aku harus mengakui begitu indahnya negeri ini. Cita – cita untuk mengelilingi dunia dan mengejar beasiswa pendidikan saat masa bujang sudah bukan lagi prioritas. Aku ingin terus di negeri ini…
Negeri ini dibangun atas dasar plurasime dan keanekaragaman budaya, dimana hingga hari ini masih banyak saja orang di bangsaku yang berjibaku untuk mempertahankan warna ini. Hebat, bukan…
Help others and give something back. I guarantee you will discover that while public service improves the lives and the world around you, its greatest reward is the enrichment and new meaning it will bring your own life. (Arnold Schwarzenegger)
Hari Kamis kemarin, 22 Agustus 2013, aku ditugaskan oleh boss mengambil sebuah unit mobil test drive di wilayah Bekasi. Lokasinya cukup jauh dari kantor, dan ini bisa dibayangkan dari biaya taksi yang harus kubayar untuk sampai di sana, Rp 190 ribu rupiah. Itu belum termasuk biaya tol, sekitar Rp 14.500,- untuk sekali perjalanan saja.
Tapi bukan itu yang aku ingin ceritakan kali ini. Pagi itu, aku berangkat ke sana dengan pakaian yang cukup formil, celana kain berwarna hitam dan kemeja kerja lengan panjang. Pokoknya walau pun bertampang dan berpostur rata – rata, aku pikir sudah cukup bergaya a la eksekutif muda. Mungkin. Hanya saja hari itu aku juga membawa sebuah tas ransel kamera. Pasalnya setelah mengambil mobil, tugas berikutnya sudah menanti, yakni memotret unit test drive kali ini, sebelum diserahkan dan diuji langsung oleh big boss.
“Serius dukung Dani Pedrosa, dari dulu apa baru sekarang?” seorang teman mencecar pertanyaan.
*****
Tingginya hanya 1,58 cm, mungkin ini juga sebabnya dia dijuluki The Little Spaniard. Ya, Dani Pedrosa. Sejak awal kemunculannya di ajang MotoGP tahun 2006, popularitas nama Pedrosa memang masih kalah dari Valentino Rossi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, atau kini Marc Marquez.
Sebagian pendapat menyebut, postur bekas juara dunia kelas 125 cc dan 250 cc ini tidak cukup proposional di kelas para raja MotoGP yang bermesin 1.000cc. Sebagian pendapat lain mengakui kehebatannya, namun Dani disebut masih kalah nyali dibanding empat nama di atas. Ya, sebagian orang memang lebih senang dengan “yang terbaik”, dan cenderung meninggalkan “kuda hitam”.
Menurut hasil sebuah survey yang dirilis oleh VisorDown pada pertengahan Juli 2013, disebutkan jika mengendarai sepeda motor adalah hal yang paling menggembirakan.
Dari 1.514 orang yang disurvey secara acak di wilayah Inggris Raya oleh Gardener’s World, mengendarai sepeda motor juga menjadi pilihan mayoritas responden sebagai hobi di luar ruangan yang paling membahagiakan, melebihi hobi kemping dan memancing.
Hasil survey ini mengingatkanku pada sebuah film yang dirilis pada tahun 2004, Motorcycle Diaries. Film ini mengisahkan perjalanan Ernesto Guevara muda (23 tahun), bersama kawannya Alberto Granado, menggunakan sebuah sepeda motor melintasi wilayah Amerika Selatan. Dalam plot film di tahun 1952 itu, kedua anak muda ini mencanangkan rute ambisius sejauh lebih dari 14.000 km selama 4,5 bulan, dengan menggunakan motor Norton 500.