
Sayang ayah harus menyelamatkan kakakmu dulu, sehingga tak sempat melihatmu keluar dari rahim bundamu.
Jumat, 21 Oktober 2011, ayah harus membawa kakak Oka-mu kembali ke Jakarta. Tanpa mengurangi rasa sayangku padamu, ksatria kecilku, tapi ini pilihan yang pelik. Di bus, kakakmu sempat kambuh dua kali. Ia adalah Dewi Bidadari ayah. Sedih rasanya tidak bisa mengawal kehadiranmu menyapa dunia ini. Dari jarak ratusan kilometer, ayah titipkan sepenggal Surah Yusuf sebagai doa untukmu.
Malam Rabu pukul 21:45, 26 Oktober 2011, engkau terlahir dengan ukuran yang luar biasa putraku. 4,2 kg dan 53 cm, You are a giant baby. Sebuah nama telah ayah persiapkan untukmu, Muhammad Arasy Akiyory. Makna Arasy, ayah ambil dari Surah ke-7 Al-Araf di Al-Quran, hal 158 yang artinya sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan keagungan dan kesucian. Ayah berharap dengan nama itu engkau tetap dalam menjalani kehidupanmu dengan keagungan menuju singgasana kejayaan, tanpa harus meninggalkan kaidah keislaman.
Sementara nama Baginda Rasullah SAW, aku ambil karena beliaulah panutan khalifah terbaik bagi umatnya di muka bumi. Aku berharap dengan mengadopsi nama beliau, maka Salawat-nya akan senantiasa menyertaimu sepanjang hidup. Bahkan setahu ayah, Allah SWT pun bersalawat pada Baginda Rasulullah SAW.
Sementara nama akhirmu meski merupakan padanan nama kedua orang tuamu, tapi di sisi lain adalah manifestasi semangat bangsa matahari terbit. Agar engkau tak pernah berhenti bermimpi dan mencari jalan merealisasikan mimpi-mimpimu itu. Yume ga areba michi wa aru, sebesar apapun mimpimu pasti ada jalan keluarnya.
So, welcome aboard, Rasy (my dear son). Luv u very much, nak, indeed.