Dosen Muda Itu (Telah) Pergi!

jbk_uh – Hari ini Senin, 14 Mei 2011, tengkukku dingin menerima kabar ini, “Dosen muda itu telah pulang!”

Aku geram dan emosiku mendidih. Sebelum semuanya meletup, kupanjatkan doa buatnya dan anak istrinya. “Ya Allah SWT, Tuhan Maha Pengasih dan Maha Tahu, berikanlah dan lapangkanlah ruh beliau di tempat terbaik di sisiMu. Dan semoga istri dan ketiga anaknya diberikan jalan terbaik dalam lindunganMu dalam menjalani sisa kehidupan mereka, amin!”

Sebagai seorang ayah, aku sedih dan turut prihatin. Apa jadinya jika peristiwa itu menimpaku kini?! Tuhan memang Maha Tahu, tapi kejadian ini tidak hanya semata takdir. Ada pencetus yang tidak adil, bahkan sangat tidak adil!

Koruptor, manipulasi pencitraan, determinasi kekuasaan yang (semakin) memuakkan, serta manifestasi awan-awan gelap di atas langit Indonesia, bahkan menjejak di atas daratan, tak kunjung kau selesaikan dengan seragam dan lencanamu yang konon kabarnya sebagai satu di antara pemangku dan pelaksana keadilan. Sepertinya hanya pepesan kosong, suara para pecundang yang beraninya petantang-petenteng dengan bedilnya. Kalian hanya berani sama yang tidak berdaya dan amunisi kekuatan yang tidak bisa mengimbangi determinasi kotor kalian. Tapi itulah kalian, yang penuh kotoran dan kemunafikan. Di hadapan kami, para rakyat kecil, kalian seperti raksasa. Tapi berhadapan dengan para penjahat yang sebenarnya, kalian tidak ubahnya seperti kerumunan tikus yang terbirit-birit  mencari liang persembunyian, karena pak tani tengah membawa semprotan hama pemusnah.

Dan malam ini, aku paksakan menulis untuk saudaraku itu, almarhum. “Hai tikus-tikus. Aku ingin sekali ini kalian gentle dan berjiwa ksatria. Muhun tanggung biaya hidup dan pendidikan ketiga anaknya sampai sarjana yang berakhlak. Karena mesin pencari uang dan tokoh panutan mereka telah direnggut oleh mesiu kalian yang kerap kali tidak bertanggung-jawab!”

Bila pesan ini terabaikan, aku hanya bisa berkomentar, “Keberadaan dan aksi-aksi kalian tidak lebih dari coreng lumpur terus-menerus yang semakin mengotori negeri ini, negeri tanpa bangsa dan identitas yang memang semu!”

Wassalam!